2.3 : jealous

574 128 17
                                    

- ending fairy -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- ending fairy -

Jung Jaehyun baru saja pulang. Diliriklah sebentar jam dinding di rumahnya, sudah jam 10 malam. Itu berarti adiknya dan juga Jiji kini sudah terlelap di dalam kamar masing-masing. Ia menghela napasnya dan duduk di sofa ruang tamu.

Tubuhnya terasa begitu pegal setelah bekerja seharian penuh. Menjadi seorang buruh benar-benar menguras tenaganya. Namun, apa boleh buat? Itu untuk kebutuhan sehari-hari. Jaehyun memijat pelipisnya pelan dan beranjak dari sana.

Ia pergi ke dapur mengambil sebuah gelas untuk diisi air.

"Kak Jaehyun." Pria itu menoleh mendapati Jiji yang tengah menatap ke arahnya.

"Oh, kau belum tidur? Ada apa? tanya Jaehyun.

"Tentang Jeje. Aku ingin tau tentang penyakitnya itu," jawab Jiji sambil menatap serius ke arah Jaehyun. Saat itu pula raut wajah Jaehyun berubah.

"Bagaimana bisa kau tau Jeje punya penyakit asma?"

"Tadi kambuh saat ke pesta. Kak, Jeje akan baik-baik aja, kan?" Jiji menatapnya sayu, Jaehyun diam enggan menjawab. Ia hanya takut kalau jawaban yang nanti dia berikan tidak sesuai dengan ekspetasi Jiji. Kedua laki-laki itu kini ke ruang tamu dan duduk di sofa.

Hening melanda sebelum Jaehyun menepuk pelan pundak Jiji. "Ibuku memiliki penyakit asma, dan itu menurun ke Jeje. Hanya pada dirinya, aku tidak. Adikku anak yang kuat, dia tidak selemah itu walau punya penyakit."

"Sejak kecil, Jeje selalu mengandalkan ventolin inhaler miliknya ke manapun dia pergi. Tapi, seiring berjalannya waktu dia sudah jarang kambuh. Terus, saat kau bilang dia kambuh ... aku takut kalau Jeje akan kembali seperti dulu. Mengandalkan obat-obatan," jelas Jaehyun sambil menunduk.

"Ventolin inhaler itu nama obatnya?" Jaehyun mengangguk.

"Aku masih kurang mengerti tentang penyakit ini. Kata Renjun, bisa menyebabkan kematian. Itu tidak benar, kan?" tanya Jiji lagi. Jaehyun terdiam, dia pun tersenyum tipis dan kembali menepuk pelan pundak pemuda itu.

"Memang ada yang meninggal karena asma akut. Tapi, kau tenang saja. Jeje tidak akan menyerah semudah itu, dia sudah bertahan selama ini. Itu berarti, dia bisa hidup sampai tua kan?" Jiji terkekeh kecil.

"Apa yang harus aku lakukan supaya membantu Jeje dari penyakit itu? Aku tidak bisa melihatnya kesulitan bernapas seperti tadi." Jiji menunduk saat dia mengingat kembali kejadian beberapa jam yang lalu. Di mana Jeje sesak napas dengan wajah pucatnya.

"Aku bukan dokter. Tapi, kau bisa cari saja di internet. Ada banyak caranya kok."

Ah ya, Jiji lupa kalau sekarang dia sudah mengerti tentang kecanggihan di dunia manusia. Obrolan sederhana mereka pun berlanjut hingga tengah malam.

Namun, Jiji masih merasa ada yang janggal di hatinya.

- ending fairy -

Ending Fairy | Park Jisung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang