2.7 : peri cintaku

484 125 19
                                    

- ending fairy -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- ending fairy -

"Oi, bocah!" seru Jeje yang kini menghampiri Jiji yang tengah bergelut dengan beberapa soal di tangannya.

"Huh?"

"Sedang apa?" tanya Jeje. Pemuda tersebut menghiraukan pertanyaan Jeje dan memilih untuk tetap fokus dengan deretan angka dan huruf di atas kertas. Jeje mendengus sebal, dia pun mengambil Jwi, di boneka bebek dan memeluknya sambil duduk di sofa.

Hening sekali. Jiji masih tampak begitu fokus dengan lembaran soal di hadapannya. Jeje tidak mengerti dengan pemuda itu, padahal tidak ada pr ataupun ulangan sama sekali di sekolah. Tapi, kenapa Jiji tampak begitu sibuk? Ia bahkan tidak menanggapi pertanyaan dari Jeje.

Gadis itu kembali mendengus sebal. "Jwi, lihat Tuanmu itu. Dari tadi hanya berkencan dengan deretan soal di kertas sampai lupa makan berjam-jam. Heol, kalau dia sampai sakit palingan aku juga yang harus repot," sungut Jeje.

Jiji menahan senyumnya ketika mendengar ocehan dari mulut Jeje sendiri. Sebenarnya dia bisa saja menghiraukan kertas-kertas itu sekarang, tapi kata Renjun dia harus sedikit jual mahal untuk menarik perhatian Jeje. Dan, ini memang berhasil.

Mungkin.

"Ji. Jisung!" panggil Jeje sambil mengguncang lengan kanan Jiji.

"Hm?"

"Kau sedang apa sih? Sekolah kita tidak ada tugas sama sekali loh, gak usah sok rajin ah!" seru Jeje seraya menekuk kedua alisnya—cemberut.

"Oh." Jeje berdecak kesal, dia kira Jiji akan mengalihkan pandangannya dari kertas dan mulai berbincang dengannya. Tapi, tidak. Pemuda tampan tersebut masih berkutat keras dengan angka dan huruf di sana.

Jeje memutuskan untuk beranjak dari sofa dan pergi ke dapur. Ia menghentakkan kedua kakinya—kesal. Tangan Jeje kini meraih sebuah gelas untuk ditampung dengan air. Baru saja hendak melangkah, dia kehilangan keseimbangan dan terjatuh di sana.

Pecahan gelas kini menyebar ke lantai dapur. Jeje meringis pelan ketika kakinya tak sengaja terkena pecahan kaca tersebut. Darah segar pun mengalir dari lututnya, Jeje merintih kecil sambil mencoba berdiri dari sana. Lalu, Jiji yang ada di ruang tamu cukup kaget dengan suara pecahan gelas.

"Jeje!" seru Jiji yang kini mendekat ke arah gadis itu.

"Jangan mendekat! Banyak kaca di sini!" ucap Jeje. Dengan sedikit tertatih, dia mengambil sapu dan menyapu seluruh pecahan kaca yang tersebar di lantai. Setelah selesai, Jiji segera menghampiri Jeje.

Ending Fairy | Park Jisung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang