2.8 : surprised

420 123 18
                                    

- ending fairy -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- ending fairy -

"Apa benar ini kediaman dari Tuan Jung Jaehyun?"

"Iya, ini saya adiknya. Ada apa ya?"

"Begini, pasien mengalami kecelakaan saat bekerja. Di—"

"A-apa? Kau bercanda? Kakakku—"

"Tidak, Nona. Pasien mengalami kecelakaan saat bekerja, dia terjatuh dari bangun—"

"A-alamat! Beri aku alamat rumah sakit segera!"

"Seoul Hospitality, pasien segera dilarikan ke ruang operasi."

"Terima kasih." Jeje panik bukan main. Dia segera mengambil tas selempangnya dan bergegas pergi ke rumah sakit. Jiji yang tadinya kebingungan, sekarang ia mengekori gadis itu. Keduanya naik ke dalam taksi. Di dalam perjalanan, Jeje menggenggam erat kedua tangannya sendiri.

Ini kedua kalinya Jaehyun kecelakaan. Bahkan ini lebih parah, Jaehyun terjatuh saat ada di lokasi pekerjaan. Tempat konstruksi, dan tentunya banyak bebatuan serta besi-besi tajam di sana. Jeje benar-benar takut kalau Jaehyun terluka sangat parah, apalagi pria itu sedang dioperasi di rumah sakit.

"Kak Jaehyun pasti baik-baik aja, Jeje jangan takut ya?" ujar Jiji sambil mengusap punggung gadis itu.

"Aku takut," cicit Jeje dengan mata yang berkaca-kaca. Jantungnya berdebar semakin kencang setiap detiknya, ia tidak mengerti mengapa takdirnya akhir-akhir ini diuji begitu dalam. Kemarin kakaknya kecelakaan, lalu bangkrut, dan sekarang kecelakaan lagi.

Taksi tersebut berhenti di depan rumah sakit yang dituju, Jeje segera turun dan tak lupa membayar sang sopir. Ia pun berlari cepat masuk ke dalam rumah sakit diikuti dengan Jiji. Beberapa perawat yang ada di ruang operasi kini keluar, Jeje pun segera menghampiri salah satu diantara mereka.

"Maaf, apa benar pasien yang ada di dalam adalah Jung Jaehyun?"

"Benar, oh ya. Anda kerabatnya?" Jeje mengangguk cepat.

"Bagaimana kondisi kakakku?"

"Pasien mengalami cidera yang cukup parah di bagian kakinya. Kami juga kehabisan stok darah, dan sekarang sedang meminta stok darah dari rumah sakit lain. An—"

"H-hah?" Jeje tercengang, ia terkejut bukan main.

"Bagaimana jika kakakku mengalami pendarahan di sana? Stok darahnya sudah ditemukan? Kalian b-bisa pakai darahku!" seru Jeje dengan napas yang memburu diiringi dengan matanya yang mulai memerah.

"Golongan darah anda apa? Kami—"

"Aku AB," jawab Jeje.

"Maaf, Nona. Orang yang golongan darahnya AB hanya bisa menyumbangkan darahnya dengan golongan yang sama. Kakak anda golongan darahnya A." Jeje tertegun.

"L-lalu bagaimana sekarang?"

"Tunggu sebentar, kami akan berusaha semampu mungkin—"

"Bagaimana jika dalam waktu lima menit mereka belum mengirim stok darahnya?! Nyawa kakakku bisa menjadi taruhannya! Apa salah satu diantara kalian tidak ada yang golongan darahnya A?! Kenapa tidak menyumbangkan darah sebentar untuk kakakku?!" tukas Jeje.

"Jeje, tenanglah." Jiji menarik gadis itu ke dalam dekapannya.

"Maafkan dia, dia sedikit emosional jika menyangkut kakaknya," ucap Jiji.

"Tidak apa-apa, Tuan. Kami akan berusaha mendapatkan stok darah itu, permisi." Jiji mengangguk dan membiarkan perawat itu pergi dari sana. Jeje menangis, ia memeluk erat tubuh Jiji dan menumpahkan air matanya di pundak pemuda itu.

"Mereka jahat, kenapa tidak mau membantu kakakku? K-kak Jaehyun, dia butuh bantuan," cicit Jeje. Jiji menepuk-nepuk punggung gadis itu sembari mengecup pucuk kepalanya Jeje.

"Tenang ya, sebentar lagi mereka akan mendapatkan stok darahnya. Jeje jangan terlalu sedih, ya? Nanti matanya bengkak loh," ucap Jiji.

"Kak Jaehyun." Jiji menangkup wajah gadis itu.

"Jangan terlalu sedih. Kak Jaehyun akan sembuh kok, Jeje-ku gak boleh nangis." Jeje terkekeh kecil seraya memukul pelan bahu Jiji.

"Gombalnya ih, gak pas banget."

"Sekarang Jeje tunggu di sini dulu ya? Jiji mau beli makan, dari tadi kita belum makan. Sebentar aja kok." Jeje mengangguk, Jiji pun segera pergi dari sana.

Saat berada di sebuah gang, Jiji memunculkan Jwi dengan kekuatannya. "Aku harus apa sekarang? Kak Jaehyun sekarat, aku juga sudah janji tidak menggunakan tanda ini pada Jeje."

"Ji, ada satu kabar buruk lagi."

Jiji mengerutkan dahinya. "Apa?"

"Aku melihat mereka tidak mendapatkan stok darah itu. Kaki Kak Jaehyun juga akan diamputasi nantinya." Saat itu juga, Jiji membulatkan kedua matanya.

"Kau bercanda?"

"Tidak! Kaki Kak Jaehyun itu tertimpa besi yang cukup tajam. Lukanya sangat dalam."

"Aku harus apa?"

"Aku akan memberikan kekuatanku sedikit padamu. Lalu, gunakan tanda itu. Setidaknya, efek samping setelah menggunakan tanda tersebut tidak separah pertama kali." Jiji tampak berpikir sejenak, jauh di dalam lubuk hatinya ia ingin menolak.

Jiji sudah berjanji pada Jeje.

"B-baiklah." Seketika cahaya putih mengelilingi tubuh Jwi dan juga Jiji. Untung saja tidak ada orang di sekitar sini. Energi dari kekuatan Jwi kini berpindah ke tubuh pemuda tersebut. Jiji terbatuk sebentar kala sebuah cahaya kilat memasuki tubuhnya.

"Tanda itu, cepat lepaskan."

Jiji berusaha keras mengambil tanda Schutz yang ada di pergelangan tangannya. Rasa nyeri kembali menyerang tubuhnya, ditambah ngilu yang begitu hebat. Jiji kembali memuntahkan darah dari mulutnya ketika tanda tersebut berhasil terlepas dari tangannya.

Untung saja, tubuhnya tidak selemah kemarin. Setidaknya, kekuatan dari Jwi yang ada di tubuh Jiji bisa menahan efek samping dari tanda ini.

"Cepat berikan tanda itu ke tubuh Kak Jaehyun. Aku akan coba hentikan waktunya sebentar."

Jiji mengangguk, dia pun segera berlari lagi ke rumah sakit. Sesuai dengan perkataan Jwi, waktu berhenti. Tak mau membuang waktu, ia bergegas masuk ke ruang operasi dan menghampiri sosok Jung Jaehyun di sana.

Napasnya tersengal-sengal, Jiji segera menempelkan tanda itu di pergelangan tangan Jaehyun. Lalu, dia kembali keluar dari sana. Waktu pun berjalan lagi, kini Jiji jatuh terduduk di bawah pohon sambil menahan rasa mual yang menyerangnya.

"Ah, sial."

Pemuda itu kini melirik ke pergelangan tangannya. Tersisa satu Schutz. Itu berarti setelah ini, dia benar-benar tidak boleh menggunakan tanda tersebut. Walau dalam situasi apapun.

- TBC -

Aloha, apa kabar kalian semua? Maaf banget ya baru up sekarang, dan makasii ya udah mampir dikala sibuk"nya klean🌚🌝✨

Jangan lupa jaga kesehatan dan GBU gais✨✨

Ending Fairy | Park Jisung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang