3.7 : speechless

384 102 13
                                    

Ini tidak sakit kok, lagipula semua perbuatan pasti ada konsekuensinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini tidak sakit kok, lagipula semua perbuatan pasti ada konsekuensinya. Aku juga sudah mengatakannya padamu, kalau apapun yang terjadi, kau tidak boleh menderita sedikitpun.

- ending fairy -

"Bagaimana bisa Jiji menjalin hubungan dengan manusia? Bukankah putra mahkota sudah tau apa saja konsekuensinya yang harus dia terima?" tanya Doyoung. Kini dia dan juga Chenle sudah ada di depan sebuah portal yang akan membawa mereka ke dunia manusia.

"Aku tidak tau bagaimana mereka bisa menjalin hubungan. Tapi, yang jelas aku tau gadis itu sangat baik. Dia dan Jiji tidak boleh mendapatkan hukuman yang berat." Chenle menghela napasnya pelan.

"Kalau begitu, gadis itu dalam bahaya. Raja bisa saja memberikan titah untuk membawanya ke gelanggang petir, atau tidak mengambil ingatannya akan Jiji," ucap Doyoung.

Keduanya kini masuk ke dalam portal tersebut.

Di sisi lain, Jeje beranjak dari kamarnya menuju ke dapur. Tenggorokannya terasa begitu kering dan juga serak. "Je ...."

Prang!

Gelas yang dipegang oleh Jeje pecah begitu saja dari tangannya. Kedua matanya membulat, dia ternganga. Chenle kembali ke dunia ini?

"C-Chenle? Ah, di mana Jisung? Dia bersamamu, kan?" tanya Jeje

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"C-Chenle? Ah, di mana Jisung? Dia bersamamu, kan?" tanya Jeje.

"Duh, hati-hati. Banyak pecahan kaca, bersihkan dulu lalu kita bicara." Jeje segera mengambil sapu dan menyingkirkan pecahan-pecahan kaca tersebut. Setelah selesai, ia pun menghampiri Chenle yang tengah duduk di ruang tamu. Namun, pemuda itu tidak sendiri.

Dia ditemani oleh seseorang yang cukup tampan juga. Jeje tidak mengenal siapa orang itu, wajahnya sangat asing bagi Jeje.

"Dia siapa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia siapa?"

"Penasehat Doyoung, kurasa kau sering mendengarnya, kan?" Jeje mengangguk.

"Jadi, kau kekasih Jiji?" tanya Doyoung to the point. Jeje tersentak pelan, ia mengejapkan matanya beberapa kali sebelum menggeleng kecil.

"Kita sudah putus, tapi—"

"Itu berarti, karena dirimu dia sekarat? Aku lihat, kau punya penyakit ya?" tukas Doyoung. Jeje tertegun, perkataan pria itu berhasil menusuk hatinya. Dalam sekali.

"Aku rasa kau tau pasti kalau saat ini Jiji sekarat. Aku dan juga Chenle ke sini juga karena titah raja. Kau harus ikut bersama kami ... menembus kesalahanmu di sana," ucap Doyoung yang sudah beranjak dari sofa. Jeje semakin terkejut, ia pikir sang raja tidak akan menghukum dirinya.

Namun, ia salah.

"Tunggu dulu! Kita tunggu sampai Jisung sadar, lalu—" Ucapan Chenle terpotong kala mendapatkan toyoran dari Doyoung.

"Tidak."

"Bagaimana dengan kakakku? Dia bisa kebingungan jika aku tidak ada di rumah," ujar Jeje.

"Urusan itu ... tenang saja. Ayo ikut," balas Doyoung.

Jeje mengangguk kecil, walau ia merasa takut. Namun, bagaimanapun dia sudah masuk ke dalam hidup Jiji. Ia harus menembusnya. Sebuah portal pun muncul di hadapan mereka bertiga, Jeje menarik napasnya sejenak sebelum melangkah masuk ke dalam portal itu bersama Chenle dan Doyoung.

Hanya dalam hitungan detik, dia sudah sampai di sebuah tempat asing yang belum pernah dia temui. Bangsa Vion, tempat lahir Jiji yang berisikan peri-peri. Jeje mengedarkan pandangannya ke seluruh tempat, ia masih sangat takjub dengan apa yang dia lihat. Pepohonan warna warni, kicauan burung dan juga peri-peri dengan sayap yang indah.

"Ayo ikut, Yang Mulia sudah menunggu dirimu di aula sana." Jeje mengangguk.

Kini, tibalah dia di aula kerajaan yang sangat megah. Pernak-pernik yang terlihat mewah, dihiasi dengan beberapa ukiran patung unik. Perpaduan yang sangat cocok—Jeje terpana dengan istana ini.

"Yang Mulia," panggil Doyoung sembari memberi hormat. Jeje melirik pria tersebut, lalu ikut memberi hormat pada Joo Won.

"Ini orangnya?" Doyoung mengangguk.

"Siapa namamu, Nak?" Jeje gelagapan.

"Saya Jung Jeje, Yang Mulia."

"Jung Jeje dan Park Jiji. Wah, kombinasi yang sempurna, bukan?" Joo Won terkekeh pelan. Jeje menunduk, ia merasa sang Raja tidak menyukai dirinya.

"Apa Jiji sudah memberitahumu apa konsekuensinya?" Jeje mengangguk mantap. Jantungnya berdebar kencang saat ini, dia bukan takut dengan hukuman yang akan ia jalani. Hanya saja, Jeje takut kalau pemuda itu yang akan menerima hukuman.

"Bagus sekali, kalau begitu aku tidak perlu repot-repot untuk menjelaskannya kembali, kan? Doyoung, panggilkan Chenle sekarang juga," titah Joo Won dengan nada yang begitu tegas.

Doyoung yang menerima titah itu segera menemui Chenle dan mengajak pemuda itu masuk ke dalam aula. "Ayah dan ibumu seorang tabib terpercaya di bangsa ini. Kau juga seorang tabib sekarang. Begini, aku tidak mau membuat Jiji membenci diriku."

"Menghukum gadis ini ke gelanggang petir terdengar begitu kejam. Maka, aku memintamu untuk menghapus ingatannya. Semua yang dia lakukan bersama putraku, harus dihapus dengan tuntas," titah Joo Won. Saat itu juga, Jeje tercengang.

Jantungnya seakan berhenti ketika titah itu dikeluarkan, ia tidak mau kenangannya bersama dengan Jiji dihapus. Napasnya tercekat, dan kini matanya memanas. "Yang Mulia?"

"Aku memberimu perintah untuk menghapus ingatannya tentang Jiji." Chenle tampak begitu ragu, hatinya menolak keras titah itu. Namun, mulutnya enggan mengatakan hal tersebut.

Jeje menunduk, ia meneteskan air matanya seraya menahan sesak di dada. Kalau seperti ini jadinya, dia lebih memilih dihukum ke gelanggang petir daripada ingatannya akan pemuda itu terpaksa dihapus. Itu terlalu kejam.

"Jiji," ucap Jeje pelan.

"Tapi, Yang Mulia. Bukankah—"

"Lalu, kau mau putra mahkota yang dihukum? Jika aku menghukum putraku menjadi manusia biasa, siapa yang akan meneruskan tahtaku?" sambar Joo Won.

"Hapus ingatannya, sekarang juga."

- TBC -

Kangen aku gak? Wkwkwk

Nah loh, si Jiji gimana tuh reaksinya kalau tau Jeje yang dihukum?

Next tydak ini?

Have a nice day ya kalian semua💚💚💚

Ending Fairy | Park Jisung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang