Halooo! Apa kabar, Readers?
Jangan lupa buat follow Syaanayya baru deh lanjut baca, cuss.
Happy reading!
⚠️ Buat yang lagi makan, atau abis makan. Jangan baca chapt ini dulu, jangan ngeyel.
***
[Rumah Sakit] – CHAPTER 05.
RUMAH SAKIT PELITA HARAPAN.
Disinilah mereka sekarang. Tempat pelarian yang dituju oleh Rigel dan lainnya.
Mereka semua sedang berada di depan UGD menunggu penanganan atas Starla.
Raka yang sedari tadi selalu gelisah membuat sahabatnya mengernyit heran.
"Rak, lo kenapa si?" Tanya Rendi heran.
"Sakit perut gue," jawab Raka.
"Toilet lah sana." Timpal Aldi menambahkan.
"Aish bukan itu," balas Raka kesal.
"Terus?" Tanya Aldi dan Rendi bersamaan.
"Eum itu,"
"Itu apansi anjir?" Tanya Aldi. Aldi kan greget sendiri.
"G-gue udah cepirit dikit." Cicit Raka menahan malu.
Keempat anggota inti Garasta langsung menatap Raka cengo dan menjatuhkan rahangnya, tak percaya apa yang dikatakan Raka sekaligus tergelak.
Siapa tau Raka bercanda kan?
"Rak, lo kalo lagi genting gak usah bercanda lah ya," balas Aldi yang masih tak percaya.
"GUE SERIUS ANJER. UDAH LAH BYE GUE PEN BALEK," jerit Raka menahan sesuatu.
Hilang image gue, batin Raka.
"Seriusan lo?!" Tanya Aldi dan Rendi kompak tapi sayangnya tidak dijawab oleh Raka, karena Raka sudah berada di belokan menuju parkiran.
"Berisik!" Sahut Ari.
Mau tau keadaan Rigel? Sekarang ia hanya merenung. Bahkan lebam dan luka di wajahnya pun tak ia hiraukan.
Perasaan cemas sekarang menggerogoti hatinya.
Mungkin perasaan bersalah?
Atau ada makna lainnya?
Entahlah hanya Rigel, Tuhan, dan Aku lah yang tahu.
Ngga deng, Aku gak tau.
***
Ceklek
Pintu UGD terbuka menampilkan dokter yang menangani Starla tadi.
"Bagaimana keadaan Starla dok?" tanya Langit cepat.
"Keadaan Starla tidak apa apa, stabil kok. Tenang saja." jawab Dokter Heru dengan tenang membuat mereka semua menghela nafas lega.
"Lalu? Apakah kami boleh masuk?" Tanya Luna.
"Boleh. Hanya saja tidak menganggu ketenangan Starla. Mungkin sebentar lagi dia akan sadar," jelas Dokter Heru.
"Baik dok terimakasih." Jawab Adit.
"Sama sama, saya permisi." Setelah mengatakan itu, Dokter Heru langsung meninggalkan ruangan UGD menuju tempat lainnya.
"Ayo masuk. Lo! Jangan berisik Di," peringat Rendi pada Aldi.
"Yeu, elo kali yang berisik," sewot Aldi dengan mata sinis nya, tak terima.
"Diem atau keluar." Desis Rigel. Tiga kata yang dikeluarkan oleh Rigel dapat membuat nyali Aldi dan Rendi langsung menciut dan tremor di tempat.
"HAHA MAMPUS!" Ledek Adit tengil pada Aldi dan Rendi yang merenggut kesal.
"Star bangun dong!" Ujar Netta berkaca kaca sembari menggoyangkan pelan badan Starla saat berada di samping brankar Starla.
"Iya nih Neng Bintang. Nanti pas eneng bangun pasti bakal Akang Aldi jadiin pacar." Rayu Aldi kepedan yang langsung diberikan tatapan tajam dari Rigel dan sahabat Starla.
"Eits eits. slow slow," lanjut Aldi cengengesan.
Rigel yang tadi hanya diam mulai bergerak. Mencuil lengan Starla pelan lalu bergumam, "bangun."
"Eung-hh" suara yang sangat pelan nyaris berbisik itu membuat semua perhatian mengalihkan kepadanya.
"S-shh gila. Sakit banget, niat banget sih nusuk nya. Gak jelas banget. Kayaknya dia emang ada dendam pribadi deh. Kalo ketemu lagi awas aja, gue tusuk balik tuh sampe mampus! Fix sih, dia bakal gue masukin blacklist." Oceh Starla panjang lebar.
Sedangkan yang lainnya hanya menatap cengo ke arah Starla,
Itu perut gak sakit apa ya?
Kalo menurut Starla mah,
Kan perut gue yang sakit bukan pita suara gue,
Ya jelas gue masih bisa ngoceh lah!
Starla hanya cengengesan ditatap seperti itu oleh yang lainnya.
***
Ceklek
Seorang dokter bersama suster memasuki ruang perawatan Starla membawa alat alat kesehatan yang diperlukan.
"Mari Starla saya cek terlebih dahulu," kata Dokter Heru yang dibalas tatapan tajam oleh Starla.
APA APAAN INI?!
Dia kan takut, gimana kalo nanti dia disuntik? Di jahit? Aaaaaa tidakkkk!!! Starla menggeleng pelan memusnahkan pikiran pikiran jelek nya.
Starla pun memberenggut kesal. "Hati-hati ya. Jangan diapa-apa in." Kata nya pelan membuat Dokter Heru mengangguk.
"Starla nanti sudah bisa pulang ya, asal jangan kecapean saja," jelas Dokter Heru setelah memeriksa keadaan Starla sekarang.
"Baik makasih ya dok." Ucap Starla berterima kasih kepada Dokter Heru
"Iya sama sama, saya pamit dulu." Pamit Dokter Heru.
"Yes! Pulang!!!!" teriak Starla membuat mereka kompak menutup telinga masing.
"Jangan teriak, berisik." Kata Luna melindungi telinganya.
"Hehehe," cengir Starla.
Setelah itu Starla dkk langsung meninggalkan keempat anggota inti Garasta yang masih cengo ditempat.
***
"Nih bandel bat adek lo," ujar seorang perempuan pada lelaki yang bersandar pada kap mobil.
"Temen lo juga." Jawab lelaki itu acuh.
"Gc anjir balik," timpal seorang perempuan yang di sebut 'adik'.
(Gc; Gerak cepat, gercep)
"Ckckck," decak laki-laki itu.
"Yaudah thanks ya." lanjut lelaki itu berterima kasih setelah itu membopong adeknya ke mobil untuk menuju ke rumah.
"Hati hati Star, Rak!" Ucap perempuan satu nya lagi dengan melambaikan kedua tangannya.
•
•
•
•
•– TO BE CONTINUE –
W-wow 😱😱 jadi gitu, xixi :D
Vote nya jangan lupa yaaa! Thankyou so muchie ♥️♥️♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Starla. [On Going]
Teen FictionStarla dan Rigel itu berbeda. Dari segi apapun. Bersatu? Sangat kecil kemungkinannya. Mustahil. Banyak rintangan yang harus mereka hadapi untuk mendapat kebahagiaan. Bisakah mereka berbahagia? Mmm ataukah tidak akan?