Sipp. Aku update lagi.
Sekarang waktunya kita bazar, tapi gak kayak bazar biasanya sih..
Mmm happy reading!
***
[Bazar] – CHAPTER 11
"Nettaaaa!" Teriak Starla dan Luna bersamaan, karena Netta sedang dilanda bucin oleh Bebebnya.
"Apasih ganggu aja kalian tuh,"
"Mending sini liat cogan bareng gue." Lanjut Netta.
"LO MAH! Meding foto foto aja yuk!" Teriak Starla yang dibalas delikan para sahabatnya.
"Nett, mending lo liatin gue aja, gue gak kalah ganteng kok dari si Ari Ari itu." Ucap Adit merasa tampan.
"Yeuu. Ogah banget gue mah, niat pengen cuci mata malah katarak mata gue kalo ngeliatin lo mulu." Balas Netta sinis.
"Yak. Kali ini gue setuju banget sama Netta." Timpal Starla yang terlalu santai membuat para sahabatnya melogo mendengar jawabannya.
"Gak ada adab lo Star," balas Adit yang sekarang sedang memasang muka melas.
Sedangkan Luna dan Langit hanya terkikik geli melihat perdebatan mereka.
Oh iya, seperti yang kalian tau. Bahwa sekarang SMA Jaya Bangsa sedang mengadakan bazar kecil kecilan.
Jadi Netta tidak menyia nyiakan kesempatan untuk melihat Ari yang tampak cool dengan kaos hitam dan celana jeans nya.
"Dah lah ayo kita ke taman belakang aja." Ajak Luna pada sahabatnya.
"Huft, kuy deh." Lesu Netta merasa tak rela.
"Nanti gue fotoin disana." Ujar Langit yang dapat membuat mood Netta naik karna Langit memang handal dalam hal photography.
"LAH YAUDA HAYUK GASKEUN!" Semangat Netta yang membuat sahabat sahabat nya menjatuhkan rahang.
***
"Cepetan Ngit fotoin guee." Ujar Netta tak sabaran.
"Iya iya cepet gaya," tanggap Langit terhadap Netta.
"Eh nanti fotoin gue juga ya Ngit." ucap Starla yang dibalas deheman oleh Langit.
"Astaga dragon, btw Lun lo gak ikutan foto?" Tanya Adit pada Luna.
"Yakali. Sayang banget harus diabadikan ini mah." Ngegas Luna yang membuat para sahabatnya terkejut.
"Astaga iya iya, ampun deh ah." Gumam Adit.
***
Disisi lain para inti Alaskar sedang nongkrong di sebuah bazar makanan. Tetapi celetukan Rendi membuat para sahabatnya menghela nafas gusar.
"Ekhem Rak, gue udah ganteng belom?" Tanya Rendi sambil menyisir rambut nya dengan tangannya.
"Iya Ren, udah ganteng kok. Manu rios aja kalah sama lo," jawab Raka lelah.
Jawaban yang diberikan oleh Raka membuat Rendi tersenyum senang. "Yaudah ayok, kita ke Mbak Bintang." Ajak Rendi.
"LAH GAS KEUNN!" Kalo ini mah, Aldi juga mau kali. Itung itung ngerayu mantan, buat balikan.
Dengan terpaksa, Rigel, Ari, dan Raka mengikuti kedua sahabat gesrek nya itu.
Rendi menghentikan langkah nya sebentar.
"Gue beneran cakep kan?" Tanya Rendi, lagi.
"Iya," kali ini Ari yang menjawab pertanyaan Rendi.
"Kek tai cebong." Lanjut Ari pelan saat melihat langkah Rendi yang menjauh.
Raka dan Aldi yang mendengarnya sontak menahan tawa, berbeda dengan Rigel yang hanya tersenyum tipis.
Mereka langsung saja menyusul Rendi yang hampir sampai ke Starla and friends
***
"Hai mantan!" Sapa Aldi riang pada Luna. Luna melirik nya sinis.
"MBAK BINTANG!" Pekik Rendi kencang, bahkan Starla sampai menutup telinganya.
"Apaan?" Tanya Starla jutek.
"Jadi kan pdkt-an nya," Rendi tersenyum polos.
Starla tersenyum paksa. "Ekhem, siapa yang mau pdkt ama lo?" Celetuk Rigel tiba tiba dengan mata tajam penuh peringatan.
"Yaelah," wajah Rendi seketika memelas.
"Lun," panggil Aldi kalem.
"Apa?" Balas Luna berusaha jutek. Padahal di dalam hati nya sedang berdugem ria.
"Ternyata saya sama aku itu beda tau. Mau tau perbedaan nya gak?" Tanya Aldi pada Luna.
Para sahabat sahabat mereka hanya menyimak. Jurus gombal apa yang akan dikeluarkan Aldi pada Luna, sang playboy akut.
"Gak." jawab Luna singkat. Seakan tak peduli, Aldi tetap melanjutkan rayuannya itu
"Kalo saya itu manusia,"
"Kalo aku?" Tanya Luna yang rupanya mulai tertarik dengan pembicaraan Aldi.
"Masa depan ku." jawab Aldi memasang senyum manis.
JYAKH!
Shit! Runtuh sudah pertahanannya.
Pipi ga bisa diajak kompromi banget sih, batin Luna kesal.
Dalam batin Aldi ia tersenang senang karna bisa membuat Luna merah merona.
"Masa depan pala lo." Sarkas Luna berusaha menutupi rona merah diwajahnya, walau tak bisa.
"Luna salting?" Tanya Starla polos membuat Luna menggeram.
"Bisaan bat lo anjir," Rendi maupun Raka sama sama terkekeh.
Rigel dan Ari hanya tersenyum tipis, sangat tipis. Tetapi Rigel.. merasa perhatian nya berpusat sepenuhnya pada gadis cantik pindahan kemarin itu, Starla.
"Balikan yuk!" Ajak Aldi pada Luna.
Tuk
Sebuah ranting kayu melayang pada kepala Aldi dengan pelaku yang menunjukkan wajah garangnya, yaitu Langit.
Setelah itu mereka sama sama terkekeh, membuat banyak pasang mata yang menatap mereka dengan kagum, iri, dan lain lain.
Saking bahagianya dengan suasana itu, tak sadarkah mereka bahwa daritadi ada sepasang mata yang mengawasi dengan mata elangnya.
Makin menjadi ya, batin orang misterius itu tersenyum miring.
•
•
•
•
•— TO BE CONTINUE —
HUHUUHU HAHAHAH, gak jago pergombalan tapi memaksakan diri buat nulis gombal! 💪🏻💪🏻
Beri semangat buat Starla, Rigel, and friends! 💟
KAMU SEDANG MEMBACA
Starla. [On Going]
Teen FictionStarla dan Rigel itu berbeda. Dari segi apapun. Bersatu? Sangat kecil kemungkinannya. Mustahil. Banyak rintangan yang harus mereka hadapi untuk mendapat kebahagiaan. Bisakah mereka berbahagia? Mmm ataukah tidak akan?