10. Acara?

861 45 5
                                    

Jangan lupa buat follow akun instagram ku dan akun wattpad ku ya!

Hehe okay, selamat membaca.

***

[Acara?] – CHAPTER 10.

Bermodalkan dengan motor sport nya, Rigel langsung bergegas melajukan motor nya menuju sekolah nya.

Ternyata sudah ada para sahabatnya yang sudah kumpul di parkiran khusus inti Alaskar, di motor masing masing.

Ah, mau menunjukkan muka rasanya malu sekali.

Memasang wajah datar dan dingin menyapa para inti Alaskar.

"Ren, lo kalo mau pake blush on jangan merah merah dong." Gurau Aldi pada Rendi tentunya ditanggapi dengan gurauan juga.

Raka bahkan langsung tertawa hanya karena melihat wajah Rigel yang tertekuk itu.

"Sialan," umpat Rigel pada sahabat nya.

Ari yang hanya menyaksikan perdebatan itu menggeleng kecil.

"Nih yak, gue ingetin sekali lagi. Kalo pake blush on jangan tebel tebel," gurau Aldi membuat wajah Rigel tertekuk masam.

"Mau siapa duluan yang dibelah?" Ucapan dingin dan menusuk dari Rigel membuat Aldi dan Rendi menciut.

Lihat? Mereka bahkan masih mengungkit-ungkit, menggoda Rigel karna kejadian memalukan di basecamp kemaren.

"Dah lah yok, masuk" ajak Raka membuat sahabatnya terbengong bengong.

Raka menghela nafas. "Nakal boleh-"

"Goblok jangan." Raka, Aldi, dan Rendi meniru perkataan Ari membuat Ari tersenyum tipis.

Sebenarnya alasan Raka masuk ke sekolah bukan karena itu. Tetapi ia diperintahkan orang tua dan kakaknya untuk menjaga Starla.

Betapa posessive nya keluarga itu.

***

"Assalamualaikum anak anak!" Salam Bu Risa, guru kelas XI Ipa 1.

"Waalaikumsalam bu!" Jawab murid XI Ipa 1 serempak.

"Ibu disini hanya mau mengumumkan bahwa besok diadakan bazar kecil kecilan di halaman sekolah," jelas Bu Risa.

Dodi mengangkat tangannya, "bazar nya kita atau orang lain bu?" Tanya nya.

"Orang lain atuh." Balas Bu Risa disambut cengiran Dodi.

Dikasih tau nya aja mendadak, ya kali murid nya yang bikin bazar.

"Pake baju bebas kan bu?" Tanya Adit keras.

"Iya, boleh pakai baju bebas." Jawab Bu Risa.

"Baik. Silahkan memanfaatkan waktu sebaik baiknya. Ibu pamit." Pamit Bu Risa pada anak murid nya.

"Ngogheyy bu." Cengir XI Ipa 1.

Bu Risa hanya geleng geleng melihat kekompakan para murid nya.

***

"Aaaa pasti besok Calon My Love Love Ari ganteng banget." Netta menerawang memulai imajinasi halu nya.

"Ah gue juga gak kalah ganteng kok sama si Ari Ari itu." Sahut Adit dibalas delikan sinis oleh Starla, Luna, dan Netta.

"Kalo kali ini, gue setuju Ari lebih ganteng daripada lo," ucap sarkas Starla.

"Heh," jeda Langit sebentar. "Gantengan juga gue." Pd nya yang langsung disoraki para sasom.

Sehingga menimbulkan keributan.

Deni yang lewat bersorak. "AYO GELUD, AKU SUKA KERIBUTAN!"

Sontak saja para murid di kelas melayangkan tatapan tajam pada Deni dibalas cengiran bodoh.

***

Berbeda dengan keadaan Starla dkk.

Saat ini, inti Alaskar sedang berimajinasi dan berhalu.

"Gue besok mau yang paling cakep." Kata Rendi tiba-tiba.

"Siapa tau, Neng Bintang kepincut sama gue." Lanjut nya kepedean.

"Heh kodok burik," panggil Aldi pada Rendi dengan nada garang.

"Mau diapain juga muka lo tetep jadi begitu aja," lanjut Aldi membuat Rendi merenggut.

"Ah lo mah, merusak ekspetasi gue." rajuk Rendi.

Pura pura merajuk ya bund, memanfaatkan situasi.

Aldi yang sudah hafal sifat sahabat nya yang satu ini, mengelus dada sabar.

"Ducati panigale V4." pasrah Aldi, Rendi memekik kegirangan.

Langsung saja Rendi beranjak memeluk Aldi dengan erat membuat Rigel, Ari, dan Raka mengeluarkan ekspresi jijik.

"REN LO KALO GA DAPET STARLA JANGAN KE ALDI JUGA DONG, SEREM ANJIR!!" Pekik Raka geli bercampur jijik.

Rendi yang mendengarnya langsung melepaskan pelukan itu, berbeda dengan Aldi yang mangap mangap mengatur pernafasan.

"Gak gitu maksud gue." Elak Rendi mengelak perkataan Raka.

"Sialan lo Ren," maki Aldi pada Rendi dibalas cengiran.

Jika Raka, Aldi, dan Rendi sedang berdebat. Rigel justru merenung, mau tau apa yang ia pikirkan?

Tentunya tak jauh jauh dari Starla.

Ia ingin mengucapkan sesuatu. Tapi rasanya susah, seperti ada yang menahan di tenggorokannya.

"Ada masalah?" Ari mengangkat satu alis nya dibalas gelengan oleh Rigel.

"Gak." Jawab Rigel menggeleng

"Perjuangin." Kata Ari seolah mengerti apa yang dipikirkan sahabatnya yang tentunya dimengerti oleh Rigel.

"No." jawab Rigel.

Ari menghela nafas pasrah. Punya sahabat gengsian ya gini. Lebih mentingin ego.

Ari mengangkat bahu acuh. "Watch out regrets come later."

Rigel tersentak, ia langsung menoleh menatap Ari, Ari mengangkat bahu acuh.

Sudah lah, daripada ia memikirkan Starla yang tak jelas itu mendingan ia memikirkan cara penyelesaian masalah terhadap geng Verlos.

What the hell?!

Starla tidak jelas?

Oh God! Benar benar kau Rigel.





— TO BE CONTINUE —

Alright! Chapter 10 selesai, siap siap untuk bazar kecil-kecilan! ❤️‍🔥❤️‍🔥❤️‍🔥

Starla. [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang