06

1.1K 219 16
                                    

Mereka bertemu di toilet di tengah kelas berlangsung. Seungmin yang datang terlebih dahulu dan dia gak berpikir lain meskipun kedatangan Hyunjin membuatnya gugup karena kaget. Gak menyangka kalau mereka akan bertemu selain di kelas atau di hadapan orang-orang.

Seungmin sedang mencuci tangannya ketika Hyunjin datang dan mendekat. "Lo kayaknya baru selesai, jadi gue mau ngomong sekarang."


"H-hah?" Seungmin terperangah. "Lo sengaja nyusulin gue?"

"Iya."

"Kenapa?"

"Karena sepertinya lo gak mau ketemu gue di luar jam kuliah atau acara formal lainnya. Dan meski gue tahu rumah lo, gue gak mau ganggu waktu istirahat lo."

Seungmin gak lantas menyahut. Dia mematikan keran dan mengeringkan tangannya sebelum beralih seluruhnya pada Hyunjin.


"Lo mau bilang apa?"


Hyunjin menatap Seungmin. "Seungmin, lo ngerti kan kalau kita gak pacaran bohongan?"


Ah, benar. Ternyata ini. Harusnya Seungmin enggak kaget, tapi dia juga gak siap untuk ini.

"Tapi kita juga gak betulan pacaran." sahut Seungmin. "Alasan kita pacaran buat ngelindungi gue dari orang-orang, tapi... kita gak kelihatan kayak orang pacaran dan itu bikin mereka ragu."

"Lo tahu, tapi-"

"Terus lo mau kita kelihatan kayak orang pacaran gitu? Kencan, skinship, doing uwu-uwu thing—"

"No, gue cuman mau kita sering bareng aja sih. Kalau mau ada Eric juga gak pa-pa."

Seungmin berkedip. "Itu... doang? Yakin?"

"Yeah."


Seungmin gak lantas menjawab. Perlahan kepalanya malah merunduk seiring dirinya berpikir tanpa sadar.


"Seungmin," panggilan Hyunjin membuat pikiran si empu nama terputus. Kepalanya spontan menengadah.


Hyunjin telah meraih satu tangannya dan mengusapnya lembut. Irisnya menatap sempurna pada wajah sang lawan bicara.


"kita gak akan pernah tahu apa yang terjadi kalau gak mencobanya. Selalu ada banyak pilihan dari tiap kesempatan. Dan gue cuman mau kita barengan, entah apa pun kata mereka. Lo siap?"

"Hngh—"

"Tiga hitungan mundur kalau lo gak jawab bakal gue cium lo sampai pingsan. Tiga, dua-" Hyunjin menghitung cepat. "-sat-"

"Iya, gue siap."

Hyunjin tersenyum simpul lantas terkekeh. "Okay, that's enough for now."

Lantas dilepaskannya untaian tangan mereka dengan pelan.

Hyunjin merapihkan poni Seungmin sesaat. "Ya udah, balik gih. Entar lo ketinggalan materi. Gue mau kencing."

Seperti anak anjing penurut, Seungmin mengangguk. Menggumamkan persetujuan lantas pergi melewati Hyunjin.

Kepergian Seungmin diikuti tatapan mata Hyunjin sebelum si Hwang menarik diri menuju salah satu bilik toilet.


"Semoga dia gak mikir yang aneh-aneh juga."


🌙


Usapan di kepala yang lebih seperti gerakan mengacak rambut dalam versi lebih lembut sebagai tanda dari kedatangan Hwang Hyunjin. "Makan apa?"

Seungmin mengusahakan diri supaya gak ikutan Eric bereaksi kaget. Ditelannya pelan kunyahan makanannya sebelum menjawab. "Paket makan siang. Lagi bingung mau makan apa."

"Oke, makan yang banyak." Hyunjin mengusap lagi kepala Seungmin sebelum pergi.

"Seriously?"

Seungmin menoleh. "What?"

"Seriously? In front of my chicken katsu? Seriously?!"

Pekikan perangah dan sedikit dengki dari Eric membuat Seungmin memutar bola mata malas.

Tambahan, juga perasaan lega.


🌙


"Hyunjin," panggilan Seungmin begitu lembut di antara keributan di sekitarnya tapi Hyunjin menoleh dengan cepat.


"By!"


Langkah Seungmin agak berjengit sepersekian detik oleh panggilan 'aneh' Hyunjin. Tapi dia nggak berhenti berjalan, cuman melambat dan membiarkan Hyunjin yang mengambil langkah lebar mendekat dengan cengiran lebar.

"Lo masih ada kelas lagi kan?"

"Iya,"

"Nih," Seungmin memberikan sekaleng kopi. "jangan tidur di kelas. Kalau pun nggak dengerin seenggaknya nulis perkataan dosen."

"Siap." Hyunjin masih tersenyum lebar. "Makasih banyak, By."

Dahi Seungmin spontan terlipat. Karena bingung harus merespon bagaimana, jadi Seungmin mengepalkan satu tangannya menghadap Hyunjin. "Oke, semangat. Gue balik duluan ya?"

"Iya, hati-hati di jalan." Hyunjin mengangguk dan mengusap kepala Seungmin sesaat sebelum berbalik menghampiri teman-temannya yang menunggu di depan kelas.

Seungmin telah hendak langsung beranjak pergi kalau gak mendengar seruan Hyunjin lagi.

"Nanti malem gue telepon ya!"

Seungmin tersenyum dengan bibir berkedut. "Oke!" balasnya lantas segera mengambil langkah cepat tanpa terlihat terburu-buru meninggalkan gedung perkuliahan.

Oke, Seungmin mulai mempertanyakan kesiapan dirinya sendiri.


·--06 end

Night Chance ╏ HyunMin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang