08

1K 203 5
                                    

"Lo kenapa?"


Otomatis Seungmin berhenti menyedot minumannya demi presensi di hadapannya.


"Apanya?"


"Pesan gue... kenapa lo balasnya lama banget-oke, gue ngerti yang itu. Lo perlu waktu sendiri, tapi lo beberapa hari terakhir lo gak pernah membalasnya lagi di keesokan paginya kayak biasa. Telepon gue juga beberapa kali gak lo jawab. Kenapa?"

"Gak pa-pa, kan gue waktu itu bilang kebetulan gak sempat gue cek aja."

"Gue merasa lo sedang mengurangi intensitas hubungan lo dengan gue."

"Perasaan lo aja." Seungmin menyela cepat. "Buat apa juga gue ngejauhin elo?"

"Seungmin," lirihan Hyunjin terdengar memelas. "kalau gue ada salah, gue minta maaf. I'm sorry for taking your time—"

"No, you're not."

"Tapi lo gak cerita apa-apa ke gue—"

"Dan kenapa harus? Gue bahkan gak bilang apa pun ke Eric yang notabene paling deket dengan gue di kampus. Apalagi elo yang cuman pacar—" shit.


Seungmin kelepasan melewati garis terlalu jauh.


Bola mata Seungmin bergerak acak pada Eric yang tengah mengantri jauh mendapatkan makanannya dan Hyunjin yang ada di hadapannya.

Ah, Seungmin kelepasan soal 'pacar'. Dia menyinggungnya di hadapan Hyunjin. Padahal dia gak mau mengaitkan yang tengah memenuhi pikirannya beberapa hari terakhir dengan status 'pacaran' mereka. Seungmin ingin menganggap Hyunjin sebagai seseorang yang ada artinya, tapi... titel 'pacar' itu menganggunya. Meragukannya.


Namun Seungmin telah terlanjur menyuarakannya dan Hyunjin terlanjur mendengarnya.


"'cuman pacar' ya..."


Gelisah, Seungmin mulai menggerakan jemarinya dengan mencongkel pinggiran tutup minumannya dengan ibu jarinya. "M-maksud gue, bukan begitu... elo baik, tapi..."

"Tapi gak membuat elo percaya sama gue."

Iya. Kejujuran terdalamnya ingin menyerukan demikian. Jangankan elo, Eric aja enggak.

Diam yang tercipta diantara mereka membuat Seungmin semakin gelisah. Kini telunjuknya mengetuk konstan cup minumannya dan enggan menatap sosok di hadapannya. Seungmin gak sanggup. Bukannya kejujuran dalam dirinya yang terucap, malah bisu yang mengikatnya kalau dia melihat wajah Hyunjin.

Seungmin yang tenggelam dalam keraguannya sendiri, gak menyadari kalau Hyunjin memperhatikan gerak konstannya. Hyunjin telah menyadari tabiatnya sejak beberapa waktu yang cukup lama memperhatikan dari jauh.


"Hey, Baby, look at me." suara Hyunjin terdengar lembut bersama sentuhan tangannya di milik Seungmin yang menggenggam cup minumannya, disertai pula dengan iris hitamnya yang menatap lurus. "Hey, Seungmin, please look at me. I won't mad at you, just look at me."

Ragu Seungmin mengangkat pandangannya menatap Hyunjin. Namun hanya sepersekian detik, ekor matanya telah bergerak mendari atensi lain.

"Seungmin—"

Night Chance ╏ HyunMin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang