special : valentine

1.2K 163 16
                                    

Lama mengenal Hyunjin, membuat sikap Seungmin lambat laun berubah—dalam hal baik, tentu saja.

Ada salah satu sifat Hyunjin yang Seungmin sukai, cowok Hwang itu terlampau jujur. Ketika ada yang diinginkannya, Hyunjin akan mengatakannya langsung. Termasuk ketika Hyunjin cemburu, dia akan mengatakannya secara langsung.

"Kamu kelihatan akrab sama kak Younghoon, gak kayak pas sama kak Yeonjun atau kak Juyeon." Hyunjin pernah mengadu begitu, "Jadi agak cemburu, padahal aku tahu kak Younghoon punya pacar."

Kalau begitu, Seungmin gak menyahut banyak. Dia gak mengelak atau beralasan ini-itu. Biasanya Seungmin bakal langsung meraih tangan Hyunjin dan memainkan jemarinya. Mengusap-usapnya pelan.

Afeksi itu seperti ucap tanpa sua yang berarti; jangan khawatir, aku gak akan ke 'mana-mana'.

Dan biasanya, Hyunjin akan bergerak menggenggam tangan pemuda Kim dan menyerobot kecupan di pipi; iya, aku mengerti.

Kala afeksi itu bukan lagi sekadar ungkap sayang, namun juga cara mereka berbicara, itu berarti waktu yang dilalui telah banyak bergulir. Hari berputar dan musim berganti. Bulan mengubah nama dan jarak kian menipis.

Sama dengan semester berakhir terganti semester baru yang dimulai bulan Februari. Salah satu bulan yang identik dengan 'hari kasih sayang', katanya.

"Aku gak suka valentine." kata Hyunjin ketika Seungmin berbicara soal 'hari kasih sayang' kala melihat toko-toko dan mall yang mereka lalui dipenuhi oleh banyak manik merah, pink, atau putih.

Ucapan Hyunjin gak membuat Seungmin tersinggung, cuman bingung. Sebab Hyunjin laiknya hingar yang penuh cinta dan kasih, juga ekspresif. Rasanya aneh kalau Hyunjin bersikap kebalikan dari sesuatu hal yang identik dengannya.

"Kenapa?"

"Gak suka aja."

"Ayolah, bilang kenapa, gak mungkin kan gak suka sesuatu plek gitu aja."

Hyunjin menimbang-nimbang dulu, "Soalnya valentine itu aneh." katanya, "Katanya, hari valentine adalah hari terciptanya kenangan yang penting karena seseorang bisa mendapat keberanian mengungkapkan cintanya lewat cokelat."

Hyunjin menatap Seungmin serius. "Kalau begitu, kenapa masih aja ada orang yang cinta dalam diam terus berakhir gak bisa mengungkapkan cintanya? Kan, konyol banget sih? Nyatakan cinta atau mengungkapkan kasih sayang harus berpatokan sama valentine? Terus juga, kenapa di kita kebanyakan yang ngerayain valentine itu orang yang pacaran doang? Kan, aneh, iya gak?"

"Kalau dari ucapan kamu sih, iya ya, aneh. Tapi, aku gak terlalu mikirin sih." sahut Seungmin kalem kemudian mengusap-usap pelan lengan pacarnya. "Kamu serius banget, gemes."

Hyunjin terdiam menatap Seungmin lekat sebelum menduselkan kepalanya di ceruk leher pacarnya. Menyulitkan Seungmin berjalan.


🌙


Bilangnya sih enggak suka valentine, tapi di hari Minggu pukul 10 pagi—tanggal 14 Februari—Hyunjin telah berdiri di depan rumah Seungmin dengan kedua tangan penuh oleh buket bunga di tangan kiri dan buket penuh berbagai macam makanan manis di tangan kanan.

"Katanya gak suka valentine," Seungmin setengah protes sambil mengambilalih buket bunga pemberian Hyunjin.

"Tapi aku suka kamu."

Kalau buket bunga ini bukan bunga asli, sudah pasti bakal digunakan Seungmin buat memukul wajah pacarnya.

Hyunjin mendekat buat mendaratkan kecupan di dahi Seungmin. "Happy Sunday, By."

Night Chance ╏ HyunMin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang