Sebagai seorang anak rumahan sejati, Seungmin lebih suka menghabiskan waktunya melakukan suatu hal berguna di kamarnya atau pergi bermain ke luar seorang diri.
Lingkaran sosialisasi di perkuliahan terasa lebih melelahkan ketimbang di sekolahnya dulu. Namun bukan berarti Seungmin menjalani kehidupan sekolahnya lebih santai, tidak. Atau mungkin karena Seungmin dikelilingi oleh banyak orang yang menyebalkan.
Kakak-kakak senior jurusannya itu memang sengaja pamer akan popularitasnya di hadapan junior-junior atau mereka sedang gabut saja sih? Makanya mereka menggoda seenak jidat.
Omong-omong, bicara soal populer, ternyata cukup banyak orang populer di angkatannya.
Dari mejanya, Seungmin memperhatikan Hyunjin di meja lain. Di sana juga ada Eric yang memutuskan meninggalkannya beberapa waktu lalu dan pilih bergabung karena di sana sangat ramai—salah satu hal yang sangat disukai Eric. Tapi bagi Seungmin, di sana cuman ada kekacauan dan keributan.
Mendadak kedai minum ini berubah jadi tempat karaoke. Dan teman serta pacarnya jadi salah satu yang menyumbang bakat.
Pacar ya...
Rasanya agak aneh menyebut Hyunjin pacarnya meski cuman dalam hati. Padahal Hyunjin memang pacar Seungmin.
"Seungmin mau ke mana?" teman semejanya bertanya melihat Seungmin beranjak tanpa berucap.
"Uhm..." Seungmin mengusap lengannya. Saat dia berpikir, netranya berpendar dan menemukan Yeonjun menatapnya dari sudut meja di depan.
"Toilet." katanya kemudian lantas buru-buru pergi, tanda kalau kepergiannya gak mau ditemani.
Seungmin gak berlama-lama di toilet. Dia cuman membasuh wajah dan mencuci tangan dan buru-buru pergi ke luar, tapi bukan kembali ke tempat minum, melainkan ke luar kedai.
Dia butuh tempat untuk dirinya sendiri, atau setidaknya waktu.
"Seungmin,"
Shit. Lagi?
Rasanya Seungmin baru sempat menarik napas sekali, tapi seseorang sudah menginterupsinya.
Yeonjun berdiri di sebelahnya, bersandar santai. Berbanding dengan Seungmin yang berdiri gugup, bersiap kapan saja buat kabur.
Tapi sayangnya dia gak bisa. Selalu gak bisa.
"Kenapa gak gabung sama yang lain? Pusing?"
Seungmin menggeleng pelan. "Gak pa-pa."
"Lo gak dijauhin kan?"
Seungmin terhenyak sejenak. "Hah?"
"Maksudnya—" Yeonjun mengeluarkan rokok dari sakunya. "—lo kan katanya pacaran sama Hyunjin. Gak ada yang merasa iri karena itu kan? Soalnya... dia juga cukup populer."
Seungmin makin gak mengerti. Seniornya ini mabuk ya?
Padahal Seungmin tahu—dan yakin—kalau Yeonjun lah yang menyebar soal dirinya berpacaran dengan Hyunjin.
Waktu makrab itu, Hyunjin sendiri yang mengatakannya langsung pada Yeonjun dan temannya.
Tapi Seungmin memutuskan cuman menyimpannya sendiri, percuma juga dibilang. Apa bedanya?
"Enggak kak," jawabnya untuk tanya sebelumnya.
Jawaban gue kayaknya kepedean amat.
"Masa'?"
Tuh kan, "Iya kak." bodo amatlah, yang penting Seungmin ngejawab dan gak mengabaikan seniornya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Night Chance ╏ HyunMin ✓
Fiksi Penggemar[short-fic series] Kim Seungmin menghadiri makrab (malam keakraban) jurusannya semata-mata cuman buat 'setor muka' Tapi sepulang makrab, Seungmin malah jadi pacar seseorang...