12

1K 200 16
                                    

"APA?!" Bomin dan Sunwoo berkoor barengan. "LO PUTUS SAMA SEUNGMIN?!"

Tak Hyunjin meletakkan gelas minumnya. "Iya..."

"Kapan? Kemarin? Makanya lo gak turun tanding tadi?" tanya Soobin.

Hyunjin menggeleng pelan. "Dua atau tiga minggu-an sebelum UTS kayaknya..."

"BANGKE!" Sunwoo melotot. "UDAH LAMA BANGET, ANJIR!"

"Chill, bro. Entar leher lo copot kebanyakan teriak." kata Bomin sambil menuangkan soju ke gelas Hyunjin dan Sunwoo yang kosong.

"Yah..." Hyunjin ketawa pelan, tapi mukanya galau. "Tapi bukan karena itu gue gak turun tanding, tapi males aja."

"Soalnya ada mantan saingannya, entar baper."

Hyunjin menusuk pinggang Bomin. "Bacot."

"Eh, tapi kan bener. Lo takut baper ketemu kak Yeonjun terus khilaf bukannya nge-dribble bola dan masukin ke ring, malah lo shoot bolanya ke muka kak Yeonjun."

"Goblok!" Sunwoo ngakak.

"Sounds like possible." Soobin manggut-manggut dan menenggak sedikit minumannya.

"Tapi kok gak keliatan putusnya? Lo masih suka nyapa dia, terus Seungmin kelihatan biasa aja tuh di depan elo."

"As like that, he should."

"Maksudnya?"

"Kalau di kampus, di depan banyak orang, iya dia gitu. Coba kalau cuman sendiri. Bahkan dalam radius 10 meter pun, kalau dia lihat gue, dia pasti langsung puter arah pakai jalan lain. Dan kalau kalian gak tahu, selama waktu setelah putus itu, dia gak pernah datang lagi ke tempat dia biasanya ada. He know the way too avoid me."

"Kontak lo diblokir juga?"

"Enggak, cuman sekali dia pernah nge-chat nagih print out materi gitu buat dibawa besok. Hahaha..." Hyunjin menatap gelasnya sejenak sebelumnya menenggaknya dalam satu tegukan. "Entah gue harus sedih atau seneng. Tapi... kayaknya ini karma."

"Karma ap—oh,"

"Apaan?" Sunwoo menatap Soobin yang kelihatan ngeh.

"Karma, ToD yang dulu pas kita main Dare or Dare. Hyunjin kan kena terus—"

"—disuruh nembak temen sejurusan atau traktir makan siang sebulan." Bomin nyambungin.

"Terus dia gak mau traktir, tahu-tahu gak lama kemudian malah ada rumor jadian sama Kim Seungmin."

"Bukan rumor sih, itu fakta."

"Fakta yang telah jadi mantan, sih."

"Hah," Sunwoo berdecak dan meraih minumannya. "kena karma lo, Jin."

Dipojokin begini, rasanya Hyunjin udah mau kokosehan di lantai saja. Tapi kalau merengek sambil tiduran di lantai kedai bisa bikin balikan sama Seungmin, Hyunjin sih rela. Disuruh sekalian ngepel lantai sambil tiduran dia juga mau, tapi percuma, toh kan gak bisa balikan sama Seungmin. Sigh.

Melihat temannya sudah merengut seperti bakal bisa nangis, Soobin menepuk lengannya. "Itu bukan karma kok, mungkin emang belum waktunya aja dia buat elo."

"Iya, jangan sedih gitu. Mungkin dia emang belum pengen pacaran juga." Bomin ikut menyemangati.

"Semangat bro, penduduk bumi ada 4 miliyar dan masih bisa nambah." Sunwoo ikutan. "Tapi pastinya, bukan gue yang mau sama lo, sih."

"Makasih teman-teman—" Hyunjin noleh ke Sunwoo. "—kampret!"

Yang dimisuhin cuman nyengir.

"Jin," panggil Soobin. "berarti... alasan lo putus sama Seungmin, karena dia tahu soal ToD itu?"

Hyunjin terdiam dulu sejenak. "Because I really like him, he thought I'm lying."

Soobin, Bomin, dan Sunwoo saling pandang. "Sumpah, gue gak ngerti." celetuk Sunwoo.

·–—12 end

Aku ga tau chap 12 beneran udah di up atau belum, tapi seingatku udah pas taun baru tapi di hp ku tulisannya masih draft how could???? Ya sudah, repost

hepi nyu yer repost ver 🎉✨

Night Chance ╏ HyunMin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang