01

2.6K 274 10
                                    

Kalau bukan karena paksaan Eric buat join makrab jurusannya, Seungmin pasti sekarang sudah bergelung nyaman di selimut kamar rumahnya sambil menonton video streaming. Bukannya malah bergabung dalam lingkaran orang-orang dan alkohol.

"Ayo minum yang banyak! Jangan malu-malu!" seru seorang senior yang kayaknya gak perlu Seungmin ingat siapa gerangan.

Seungmin mau pulang, atau seenggaknya pura-pura mabuk dan tepar, jadi dia bisa bobok nyaman di kamar.

Tapi, yah... jangankan ingin berpura-pura pingsan, minta izin ke toilet saja rasanya sulit.


"Seungmin! Ayo tambah lagi minumnya, jangan malu-malu."

"Seungmin! Ayo gabung main sini, jangan minum sendiri aja!"

"Seungmin!"

"Kim Seungmin!"


Gak tahu lagi... Akhirnya Seungmin pasrah dan nyaris meladeni semua panggilan untuknya.

Ketika keadaan sekiranya agak kondusif, dia pamit izin ke toilet, meski sebetulnya dia pergi ke balkon sendirian.

Padahal niat awal dia mengiyakan ajakan Eric hanya sekadar setor muka supaya gak 'ditandai' di kampus nanti. Terlebih lagi, banyak orang-orang hapal wajahnya gara-gara sering bareng Eric.

Masalah bagi Seungmin, karena Eric tipe ekstrovert banget yang doyan main doyan kenalan orang baru juga. Kalau Seungmin lebih ke doyan mainnya saja.

"Seungmin, kok sendiri?" sebuah tepukan di pundak lebih membuat Seungmin kaget dibanding tanyanya.

"Eh, iya kak," Seungmin asal mengiyakan, lebih ingin melepas diri dari seniornya ini.

Tapi yang lebih tua malah sengaja merapatkan diri lagi. "Jangan di luar sendirian, udah malem, dingin."

Apa hubungannya 'sendirian' sama 'dingin'? Gak jelas.

Seungmin cuman tertawa pendek. Dia bergeser menjauh lagi, tapi malah yang lain datang.

"Wey, Yeonjun! Parah lo mau menang sendiri!" teman seniornya itu langsung mendekat di sisi lain Seungmin.

Sialan. Sekarang posisinya diapit oleh dua orang.

"Seungmin, jangan mau berduaan sama Yeonjun doang, entar lo digigit." Youngtaek merangkul dan menarik Seungmin mendekat.

"Seungmin, katanya mau ke toilet, kok di sini?"

"Mau cari angin bentar kak." jawabnya sambil mencoba melepaskan diri. "Kak, sorry, gue mau lihat Eric dulu di dalem. Kayaknya—"

"Dia masih main kok di dalem, tenang aja." Yeonjun menahan lengan Seungmin.

"Seungmin, lo gak pusing? Kuat minum ya, hebat. Hahaha," Youngtaek menyibak poni samping Seungmin.

Nyebelin banget! "Kak, maaf—"


"Seungmin!"


Seruan lantang dari arah pintu balkon menarik atensi ketiganya.

Dahi Seungmin berkerut bingung. Tambah bingung lagi ketika cowok itu mendekat dan menariknya—otomatis cekalan di tangannya terlepas. Memposisikan tubuhnya agar tidak teraih lagi oleh orang lain.

"Heh, apa-apaan lo kasar amat! Lo siapa—"

"Saya pacarnya Seungmin, tolong kalau mau PDKT cari yang lain aja, kak. Maaf, permisi kakak-kakak."

"Hah?!"

Belum sempat protes, Seungmin telah digandeng kembali ke dalam. Melewati ruang tengah tempat yang lain berkumpul yang kebanyakan sudah wasted, lantas menuju—yang seharusnya digunakan jadi—kamar tidur di lantai dua.

"Hwang Hyunjin," panggil Seungmin membuat mereka berhenti.

Cowok itu berbalik menatap Seungmin.

"Makasih," kata Seungmin sambil menarik tangannya.

"I do nothing."

"It mean everything." balas Seungmin. "Thank you again and good night." lantas dia memasuki salah satu kamar dan menutup pintunya pelan.

Seungmin langsung menarik satu kasur lipat dan berbaring asal di atasnya.

Yah, setidaknya, Seungmin bisa tidur dengan benar di tempat bernama kasur dengan tenang sekarang. That's why, he said 'it mean everything'.


·–—01 end

Iy, awak paham bila epep hynmn yg lain belom tamat, tp awak gbt dan ni terbuat bgt sj hhh

Oqe, ini isinya pendek-pendek aja biar ndak puseeng

Night Chance ╏ HyunMin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang