Gak disangka, seminggu itu seharusnya waktu yang lama. Seungmin yakin itu. Tapi di hari ke tujuh itu, dia berakhir menghindari Eric sekuat yang dia mampu.
Seungmin merasa dia menjadi bodoh seketika. Rasa takut yang didasarkan keparnoan atas kemungkinan yang bakal bisa dilakukan temannya itu membentuk list di dalam kepalanya. Seungmin dilanda resak di kamarnya malam itu.
Gimana kalau Eric ternyata malah bilang langsung ke Hyunjin kalau gue suka dia?
Gimana kalau setelah Hyunjin tahu kalau gue ternyata suka, dia malah semakin kecewa karena gue gak bilang itu dari awal?
Gimana kalau Hyunjin malah marah karena tahu itu setelah... kita putus? Dia pasti marah banget. Nggak mungkin, gak marah kan? Sebaik apa pun dia...
Seungmin takut.
Saking takutnya, dia juga takut mengecek ponselnya sendiri sepulang kuliah. Mungkin Eric telah mengiriminya banyak pesan soal 'janji' tempo lalu. Tapi...
Tapi Eric... bukan orang yang kayak gitu... kan?
Sambil memeluk bantal, Seungmin terbangun duduk menatap ponselnya di meja belajar. Posisinya sengaja dibuat tengkurap supaya dia gak bisa melihat layarnya-yah... barangkali itu menyala karena suatu hal datang.
"...kasih kesempatan buat diri lo sendiri buat percaya sama seseorang yang ada di samping lo..."
Perlahan, suara-suara dalam ingatannya berputar. Seolah mendorongnya untuk bergerak.
"...I like you. I really like you, I mean it..."
"...thanks for everything..."
Seungmin yang semakin gelisah, tapi juga gak bisa menahan kegusarannya.
Ambil tambahan waktu buat berpikir dan memantapkan diri, Seungmin akhirnya pilih beranjak dan meraih ponselnya yang memang gak dimatikan sejak tadi cuman disetel dalam mode silent.
Perlahan Seungmin membuka kunci ponselnya dan—
—hanya ada satu pesan masuk dari Eric.
Eric
don't push yourself, FIGHTING HEYADWAEE!! >_< >3<
Tanpa sadar, Seungmin menghela napas lega. Isi pesannya antara bermutu dan gak bermutu sih, tapi itu bikin Seungmin menjadi agak lebih yakin.
Seungmin
makasih
🌙
Malam itu, Hyunjin punya acara pergi minum-minum bersama teman-temannya. Tambahan personil, 'pacar' teman-temannya juga ikut.
Yah... meski pun yang punya pacar cuman Soobin sama Sunwoo sih-untuk saat ini. Kalau kata Bomin yang juga jomblo, "Kita sama-sama gak ada pacar, lo jadi sama gue aja gimana, Jin?"
Langsung saja Hyunjin cekokin soju ke mulutnya Bomin sebotol-botolnya. Lemes banget sih rahangnya, kelamaan gak dibelai.
Dan berakhir Bomin tepar duluan dengan kepala nelungkup di atas meja sambil setengah ngoceh gak jelas.
Di tengah suasana, ketika Hyunjin lagi curhat sama Soobin sambil menggigiti ujung sumpit, ponsel Hyunjin yang ada di meja berdering tapi yang punya gak ngeh karena sibuk galau di sandaran pundak pacar orang.
"Kak Hyunjin, ada yang nelepon tuh."
Hyunjin yang lagi-bertingkah-sesenggukan, langsung berhenti dan menatap pacarnya Soobin. "Siapa, Gyu?"
"Tulisannya 'Seungmin' pake lope."
"UDAH JADI MANTAN KOK MASIH ADA LOPENYA?!" celetuk Sunwoo.
"Karena cintanya masih tetap di hati, meski raganya tidak lagi dimiliki."
"EEAAAAA! ICIKIWIR!"
Bacot banget dah. Pengen banget Hyunjin tampol tapi mereka gak sepenting 'Seungmin pake lope', alias cuman buang-buang waktu kalau diladeni.
Langsung saja Hyunjin beranjak pergi sambil menyahuti panggilan telepon. "Ha-halo, Seungmin, ada apa ya?"
Jujur, Hyunjin gugup banget. Antara ketidakdugaan Seungmin yang bakal menghubunginya entah untuk apa atau karena udara dingin yang seketika menyapanya ketika keluar kedai.
"...H-Hyunjin..." panggilannya pelan, buat Hyunjin serasa gemetar di tempat seketika.
Tapi cara Seungmin yang memanggilnya lirih dan terdengar ragu-ragu, buat Hyunjin agak khawatir.
Boleh kan Hyunjin khawatir? Meski pun bukan lagi pacar, tapi kan mereka masih... teman... sejurusan.
"Iya, Seungmin, ada apa?"
"....."
"Min?"
"...i-iya, m-maaf. Gue—"
"Are you home?"
"...yeah,"
Pikiran Hyunjin mendadak mengambang. Berakhir mengatakan hal konyol, "Boleh ke sana?"
"....."
Shit. Gue ngigau karena mabuk kayaknya. Sadar kalau permintaannya ngaco, Hyunjin mengerang pelan. "Sorry, I shouldn't bother you—"
"B-boleh,"
Selain ngigau, kayaknya Hyunjin mulai halu. "Hah? Lo bilang sesuatu?"
"Lo... boleh dateng. Lo... boleh ke rumah gue...
"...please,"
·–—16 end
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Chance ╏ HyunMin ✓
Fanfic[short-fic series] Kim Seungmin menghadiri makrab (malam keakraban) jurusannya semata-mata cuman buat 'setor muka' Tapi sepulang makrab, Seungmin malah jadi pacar seseorang...