"Gue... gak pernah pacaran sebelumnya."
"Gue juga."
Seungmin menatap Hyunjin kaget. "Seriously? Well, lo kelihatan cukup expert daripada canggung."
"Lo harusnya ngerti, alasan kenapa gue gak canggung."
Dahi Seungmin berkerut. "But you said, you like me."
"I do." Hyunjin membalikkan badan. Mulai berjalan mundur sambil menghadap dan menatap Seungmin lurus.
"But now you're acting like not. I mean... umumnya orang-orang kan suka canggung atau malu-malu gitu kalau bareng sama yang mereka suka."
"Kalau gue canggung atau malu, gue gak akan berani ngajak dan nganter lo pulang. I will lost the chance."
Seungmin terdiam sebentar. "Oke, masuk akal."
Hyunjin menyeringai, kembali berjalan di sisi Seungmin dan kembali mengarah ke tujuan yang sama. "Don't thinking about anything too serious, Baby."
Seungmin tersedak air ludahnya sendiri. "'Baby' what—wait, I'm even not your true boyfriends, Hwang."
"Kebalik, By. I'm not your true boyfriends, but you are actually my boyfriend."
Kendati Seungmin mengerti maksud ucapan Hyunjin, dia gak berniat menyanggahnya.
Lagipula, semakin keras Seungmin menyanggah, semakin giat pula Hyunjin mengembalikannya.
🌙
Awal rumor itu menyebar seperti dibalas bantahan—terutama—dari Seungmin karena dia gak bicara apa pun. Yah, gak sepenuhnya salah. Dia memang membantah pernyataan itu setara tiga bungkus rice box tapi cuman pada Eric—yang pada akhirnya berakhir membuatnya agak dicurangi sebagai teman.
"Lo pikir gue apaan bisa disogok pakai makanan? Gue gak serendah itu ya! Gak pa-pa kalau lo emang gak mau jujur sama gue DOANG di awal. Gak pa-pa! Beneran gak—"
"Jadi lo mau rice box atau enggak?" Seungmin menukas, menunjuk stand rice box yang hendak mereka hampiri.
Eric cemberut. Perutnya yang bergema dari dalam sebagai tanda perlu menerima asupan makan siang segera. "Mau..."
Eric mendapat dua bungkus rice box dan segelas milkshake untuk makan siang.
🌙
"Lo mau dateng?"
"Apaan?"
Eric menggeser badannya lebih dekat dan menunjukkan ruang obrolan di ponselnya. Itu berisi, sebuah ajakan minum-minum di kedai dari senior jurusan di grup.
Helaan napas diembus sebelum tanya, "Lo mau dateng?"
"Kalau gue gak dateng malah aneh gak sih?"
"Iya juga sih..."
Lantas Eric ikut menghela napas dan bergumam, "Gue pasti disuruh ngajak lo supaya dateng sih..."
"Apa?"
"Ekhem, kalian yang pakai jaket abu-abu, ada yang ingin ditanyakan?"
Eric dan Seungmin buru-buru kembali duduk dengan benar, baru menjawab, "Tidak ada, Prof."
"Kalau ada yang kurang dimengerti dari materi yang saya sampaikan, langsung tanyakan saja ya?"
"Iya, Prof."
Dosen itu mengangguk sekali sebelum kembali pada materi perkuliahannya.
Di sampingnya, Eric menggaruk tengkuknya yang Seungmin yakin bukan karena gatal. Seungmin tersenyum dalam hati karena merasa geli oleh tingkahnya dan secara refleks netranya berkeliling.
Seungmin menemukan Hyunjin yang menoleh ke arahnya, berjarak sampai lima orang darinya.
Pemuda Hwang itu menyeringai, berkedip sekali dengan satu matanya dan kembali menghadap ke depan.
Seungmin dibuat cemberut karena sebal oleh sikapnya.
·–—03 end
![](https://img.wattpad.com/cover/245865330-288-k708131.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Chance ╏ HyunMin ✓
Fiksi Penggemar[short-fic series] Kim Seungmin menghadiri makrab (malam keakraban) jurusannya semata-mata cuman buat 'setor muka' Tapi sepulang makrab, Seungmin malah jadi pacar seseorang...