Chapter 12 : Triwizard

2.1K 333 1
                                    













Pagi-pagi sekali Verly tidak sengaja membangunkan Pansy lebih awal karena ia mengacak-ngacak tempat tidurnya.

Verly baru menyadari kalau kalung smeraldo nya hilang. Dan lebih bodohnya lagi ia tidak ingat sejak kapan kalung itu tidak ada di lehernya lagi.





Dekorasi Aula Besar sudah berubah pagi ini. Karena ini Hari Halloween, segerombolan kelelawar hidup beterbangan di sekeliling langit-langit sihir sementara ratusan labu kuning, yang sudah diukir membentuk kepala menyeringai dari segala sudut.

anak-anak mendiskusikan murid-murid Hogwarts yang sudah berumur tujuh betas tahun atau lebih yang mungkin mendaftar.

"Menurutmu siapa?" Tanya Pansy kepada Verly. Verly tak menjawabnya, ia masih menerka-nerka kapan terakhir kali ia merasa memakai kalung smeraldo peninggalan ibunya itu. "Verly, menurutmu siapa?" Tanya Pansy lagi. "Kau kenapa sih?"

"Kubilang kalungku hilang!" kata Verly, nada bicaranya lebih tinggi karena ia sedang marah, marah kepada dirinya sendiri yang lalai. Marah kepada sekitarnya yang tidak bisa membantunya. Dia tidak boleh menghilangkan kalung itu. Kalung itu adalah satu-satunya.

"Masih soal kalung tadi pagi? Sudahlah lupakan saja, keluargamu kan kaya, pasti mampu membelikannya lagi,"

"Itu kalung ibuku!" lagi-lagi nada bicara Verly meninggi. "Tidak ada yang bisa menggantikannya!" Lagipula Verly memang kesal, Pansy sama sekali tidak berinisiatif membantunya mencari kalung itu sejak tadi pagi. Malah Pansy marah karena ikut terbangun.

"Kalung apa?" Tanya Draco, dia jarang sekali melihat Verly marah, yang ia tahu biasanya Verly hanya pendiam.

Kalau Verly marah dia memang agak seperti itu, maklum, masih ada darah Veela di tubuhnya. Peraturan nomor satu, jangan membangkitkan amarah Veela. Veela memang mahkluk yang cantik, tapi juga mahkluk yang sangat mengerikan kalau marah.

"Kalung ibuku," jawab Verly singkat.

"Maksudku bentuknya seperti apa?" Tanya Draco lagi. Niatnya perhatian.

"Kalau tak berniat membantu mencari, lebih baik tak usah bertanya," Verly memang menyebalkan kalau dia marah dan kesal. Itulah sifat sejati dalam diri Veela.

"A-Aku mau membantu.." kata Draco yang agak terkejut dengan jawaban Verly yang seperti anak panah di tengah badai salju itu.

Crabe dan Goyle memandanginya dengan pandangan mengejek karena baru saja dibentak oleh Verly.

Amarah dalam diri Verly sedikit berkurang mendengar ada yang mau membantunya, "Bentuk bunga smeraldo,"


Pesta Halloween rasanya berlangsung lebih lama daripada biasanya. Mungkin karena ini pesta kedua dalam dua hari berturut-turut.

Verly tidak begitu bersemangat menyantap hidangan lezat-lezat yang tersaji. Seperti semua orang di aula, ditinjau dari leher-leher yang tak hentinya dijulurkan, ekspresi tak sabar di semua wajah, kegelisahan, dan anak-anak yang berkali-kali berdiri untuk melihat apakah Dumbledore sudah selesai makan.

Mereka semua ingin piring-piring segera disingkirkan dan mendengar siapa yang terpilih menjadi juara.

Akhirnya, piring-piring emas kembali kosong dan berkilau bersih. Suara-suara di dalam Aula Besar semakin keras, tetapi langsung diam begitu Dumbledore bangkit. Di kiri-kanannya, Profesor Karkaroff dan Madame Maxime tampak sama tegangnya seperti semua orang.

Ludo Bagman berseri-seri dan mengedip kepada berbagai anak. Tetapi Mr Crouch rupanya tak tertarik, dia malah tampak agak bosan.

Verlyndie [Draco Malfoy FanFiction] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang