Katanya mimpiku kan terwujud
Mereka lupa tentang mimpi buruk
Tentang kata "Maaf, sayang aku harus pergi."
Sudah kuucap semua pinta
Sebelum kumemejamkan mata
Tapi selalu saja kamu tetap harus pergi— Rumpang , Nadin Amizah
Masih ada sesuatu yang rumpang dalam hati Verly ketika tahun ajaran baru di Hogwarts akan segera dimulai. Verly berangkat ke London bersama dengan Bibi Diana yang juga pergi bekerja kesana. Sudah pernah kuberitahu kan kalau Bibi Diana bekerja sebagai Auror di Ministry of Magic.
Mereka berpisah di depan stasiun King's Cross, setelah itu Verly masuk sendiri ke peron. Dia sudah seperti ini sejak tahun ketiga. Tahun pertama dan keduanya Bibi Diana masih menemani sampai ke dalam peron.
Namun sekarang Bibi Diana sudah sadar kalau gadis kecil itu sudah tumbuh besar dan mandiri di tahun kelimanya. Sisa dua tahun lagi untuk lulus dari Hogwarts, tidak kerasa.
Bagi Bibi Diana rasanya baru kemarin ia mengantarkan Verly ke dalam kereta.
Draco Malfoy dan Pansy Parkinson menjadi Prefek dari asrama Slytherin. Verly tidak tertarik untuk menjadi Prefek, walau begitu dia meraih nilai sempurna di semua ujiannya. Tahun lalu peringkatnya turun menjadi yang kedua, tapi dia berjanji tahun ini akan menjadi yang nomor satu lagi.
Sulit melewatinya dengan fakta bahwa dia belajar lebih banyak dari Tom Riddle selama tiga tahun belakangan ini. Tom Riddle juga murid yang pintar saat dia sekolah di Hogwarts dulu. Verly mendapat banyak petunjuk seperti buku-buku yang harus ia baca, mantra sihir dan masih banyak lagi.
Namun baginya sekarang Tom Riddle sudah tidak ada, tidak akan pernah ia temui lagi.
Verly duduk bersama Alice Birtwistle dan Marcus Macmillan. Alice sudah memasuki tahun keenamnya dan Marcus di tahun terakhir. Mereka masih awet berpacaran dan tetap mesra.
"...aku dan Verly menanam buah Strawberry di halaman depan rumahku, lalu kita pakai piyama berwarna merah yang kembar, ibuku membuatkan susu strawberry untuk kami setiap malam, Verly sangat menyukainya, iya kan?" Alice bercerita kepada Marcus soal liburannya bersama Verly yang ia anggap sangat menyenangkan. Verly juga berpikir hal yang sama. Tapi sekarang fokus nya lebih kepada Daily Prophets yang sedang dibacanya.
"Ya, sebelum tidur, sangat manis," jawab Verly. Alice mulai bercerita lagi dan Verly tetap pada bacaannya. Melihat Alice dan Marcus membuat Verly iri sejujurnya, mengharapkan tahun ini mereka duduk berempat bersama dengan Cedric juga. Sehingga Verly tidak perlu membaca tulisan konyol Rita Skeeter tentang dirinya yang dimuat di halaman pertama.
Rita sempat memaksa mewawancarai Verly, padahal Verly hanya mengeluarkan tiga kata tapi Rita menulisnya menjadi kalimat penuh sentimental yang panjang.
'Kesaksian kekasih Cedric Diggory di malam ketika menyaksikan kematian tragis cinta sejatinya. Verlyndie Sievert, gadis muda yang elok parasnya, tetap terlihat cantik walau sedang menangis selagi menceritakan kisahnya. Hatinya pilu bukan main. Cedric berjanji akan kembali dengan selamat, tapi janji itu tak bisa dipenuhi.'
Cih, dramatis sekali, padahal saat Rita datang untuk mewawancarainya, Verly hanya mengusirnya dekat tiga kata 'Jangan ganggu aku,' Tapi bagi Rita itu menyiratkan begitu besar kepedihannya.
Akhirnya, kereta api mulai melambat dan suara kegaduhan yang biasa di mana-mana ketika semua orang berebut mengumpulkan barang-barang bawaan dan binatang-binatang peliharaan mereka, bersiap untuk turun.
Aula Depan diterangi oleh obor-obor dan bergema dengan langkah-langkah kaki ketika para murid menyeberangi lantai batu menuju pintu ganda di sebelah kanan, yang menuju ke Aula Besar dan pesta awal semester.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verlyndie [Draco Malfoy FanFiction] ✅
FanficVerlyndie, putri angkat Voldemort, memilih menghianati ayahnya sendiri setelah ia tahu kebenaran tentang kematian Cedric Diggory dalam Triwizard Tournament. Ini kisah tentang kehidupan Verlyndie Sievert, gadis muda keturunan Isolt Sayre, keturunan...