Chapter 13 : Kalung yang hilang

2.2K 363 30
                                    











Aula Besar sudah kosong sekarang; cahaya-cahaya lilin menyala pendek, membuat senyum bergerigi di labu-labu kuning yang berbentuk kepala tampak berkelap-kelip mengerikan.

Anak-anak sudah disuruh kembali ke asrama mereka masing-masing tadi ketika beberapa guru-guru masuk ke ruangan para juara Triwizard untuk mengintrogasi Harry Potter.

Harry Potter tidak memasukan namanya ke piala api itu, seseorang telah memasukan namanya, seseorang dengan sihir tak biasa yang bisa mempengaruhi piala api.

Professor Dumbledore lagi-lagi mempercayai Harry seperti biasanya, tetapi Harry tetap harus ikut turnament ini.

"Jadi," kata Cedric, tersenyum samar, "kita bertanding lagi."

"Rupanya begitu," kata Harry. Dia tak tahu harus berkata apa lagi. Isi kepalanya rasanya sangat kacau-balau, seakan otaknya baru saja diporak-porandakan.

"Jadi... beritahu aku...." kata Cedric ketika mereka tiba di Aula Depan, yang sekarang tinggal diterangi obor-obor setelah Piala Api tak ada lagi.

"Bagaimana caranya kau memasukkan namamu?"

"Aku tidak memasukkan namaku," Kata Harry, menengadah menatapnya. "Sungguh. Aku tidak bohong."

"Ah... oke," kata Cedric. Harry bisa melihat Cedric tak percaya. "Nah... sampai ketemu lagi kalau begitu."

Cedric tidak menaiki tangga pualam, melainkan menuju pintu di sebelah kanannya. Harry berdiri mendengarkan dia menuruni tangga di balik pintu itu, kemudian, perlahan-lahan, dia sendiri mulai menaiki tangga pualam.

Ruangan asrama Hufflepuff berada di bawah juga, sama seperti Slytherin meskipun jaraknya lumayan jauh. Cedric memegang sebuah kalung di tangannya, kalung dengan liontin bunga smeraldo. Ya, itu kalung milik Verly. Cedric berniat mengembalikannya tapi Verly sudah buru-buru pergi masuk kelas pada waktu itu.

Belakangan ini Cedric juga sibuk dengan urusan tentang Triwizard Tournament, meskipun ia selalu membawa kalung itu kemanapun, tapi ia selalu lupa juga untuk mencari Verly lagi.

Malam ini Cedric mengingatnya, ia ingin mengembalikannya tapi pikirnya sudah terlalu larut malam, mungkin Verly sudah tidur. Jadi ia genggam lagi kalung itu dan pergi masuk ke asramanya. Berharap besok mungkin ia bisa bertemu dengan Verly lagi.

























Anak-anak Hufflepuff yang biasanya sangat akrab dengan anak-anak Gryffindor, telah berubah sikap menjadi sangat dingin semenjak nama Harry Potter keluar dari Piala Api. Mer

Jelas bahwa anak-anak Hufflepuff menganggap Harry telah mencuri kejayaan juara mereka. Perasaan yang diperburuk, mungkin, oleh fakta bahwa Asrama Hufflepuff jarang sekali mendapat kejayaan, dan bahwa Cedric adalah salah satu dari sedikit anak yang pernah memberikan itu kepada mereka, setelah berhasil mengalahkan Gryffindor sekali dalam pertandingan Quidditch.

Justin Finch-Fletchley, yang biasanya akrab sekali dengan Harry, tidak bicara kepadanya, walaupun mereka mengganti pot Umbi Lompat dari nampan yang sama saat pelajaran Herbologi.

Ron juga tidak bicara dengan Harry. Hermione duduk di antara mereka, berusaha memancing obrolan, tetapi meskipun mereka berdua menjawabnya dengan biasa, mereka menghindari saling bertatap mata.

Profesor Sprout bahkan menjauh dari Harry Potter, maklum karena dia Kepala Asrama Hufflepuff.

Harry bisa mengerti sikap anak-anak Hufflepuff, meskipun dia tidak menyukainya.

Cedric sangat cocok tampil sebagai juara. Dengan wajah luar biasa tampan, hidung lurus, rambut hitam, dan mata abu-abunya, susah mengatakan siapa yang menerima lebih banyak kekaguman hari-hari ini, Cedric atau Viktor Krum.

Verlyndie [Draco Malfoy FanFiction] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang