Pagi tadi aku masih menangis
Ada rasa yang tak kunjung matiSempat kuberpikir masih bermimpi
Dua Empat Tujuh tanpa henti
Matahari dan bulan saksinya
Ada rasa yang tak mau hilangAku takut sepi. Tapi yang lain tak berarti
— Rumpang , Nadin Amizah
double update malem inii
Verly menghadiri pemakaman Cedric Diggory bersama teman-teman lainnya. Ada Harry Potter juga disana. Dan bahkan para Professor juga datang. Ibu Cedric masih menangis lagi ketika anaknya benar-benar dimakamkan di dalam tanah.
Seharusnya saat libur seperti ini dia dan Cedric merayakan kemenangan Cedric dan ulang tahun ayahnya. Tapi semua itu sekarang hanya harapan fana. Hanya dapat berputar dalam pikiran Verly. Cedric sudah tidak ada lagi disisinya. Sudah meninggalkannya untuk selamanya.
"Kurasa sudah seharusnya aku memberikan ini untukmu," Marcus Macmillan menyodorkan sepasang gelang kepada Verly, yang satu mirip dengan gelang Cedric dan yang satunya lagi benar-benar gelang Cedric.
Verly mengambilnya. "Apa ini?" kata Verly bingung. Di sebelahnya masih ada Alice. Alice kelihatan sudah mengetahui tentang gelang itu dan tentang Marcus yang akan memberikan Verly.
"Cedric yang membuatnya untukmu, mirip seperti miliknya, tadinya dia berniat memberikannya saat kalian kencan," kata Marcus.
Air matanya nyaris saja keluar kalau ia tidak berusaha menahannya, ia tak ingin menangis lagi di depan teman-temannya. Verly tidak ingin terlihat lemah.
Alice dan Marcus berpamitan pergi setelah itu, seperti teman-teman yang lainnya karena hari sudah sore. Sedangkan Verly yang masih ingin berada lebih lama, ditemani oleh Bibi Diana tetap berdiri disana sampai Amos Diggory memanggilnya masuk ke dalam rumah. Verly menoleh kepada Bibi Diana meminta izin dan Bibi Diana mengangguk memperbolehkannya.
Ini kali pertama Verly datang ke rumah Cedric, yang sudah tak akan ditinggali oleh Cedric lagi.
"Kurasa kau mau melihatnya," kata Amos Diggory, dia menuntun Verly menuju ke dalam kamar Cedric.
Kamar itu tampak rapih, dindingnya berwarna orange, tak begitu besar tapi tak juga kecil.
Ada lemari kayu, satu tempat tidur dan meja belajar. Ada sapu terbang lama dan pajangan Quiddicth, tapi yang paling menarik perhatian Verly adalah kumpulan kertas yang ditempel di atas meja belajarnya.
Itu semua berisi lukisan-lukisan yang dilukis oleh Cedric sendiri. Ada lima gambar disana, dan empat diantaranya adalah gambaran Verly. Gambar ketika ia masih kelas satu sampai kelas empat.
Gambar wajahnya sedang membaca buku di perpustakaan, sedang makan, berjalan di koridor dan satu gambar lagi adalah gambar yang Cedric lukis di depan Verly sendiri, Verly sedang tersenyum. Verly mengingat saat Cedric pernah memintanya untuk digambar dan dia bilang untuk disimpan. Ternyata dia menyimpannya disini.
Rupanya teman-teman Cedric tidak berbohong kalau Cedric memang sudah naksir Verly sejak kelas satu. Di belakang gambar pertama ada tulisan 'Siswi baru yang sangat cantik, sayangnya dia di Slytherin'
Gambar kedua bertulisan 'Ternyata namanya Verlyndie Sievert. Teman-teman dengan cepat mendapatkan namanya'
Gambar ketiga, 'Dia sudah tidak berponi lagi'
Cedric bahkan memperhatikan hal kecil tentang dirinya. Di tahun ketiga memang Verly mencoba untuk memanjangkan poninya, tapi di tahun keempat ia memotongnya lagi, namun lebih tipis daripada yang dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verlyndie [Draco Malfoy FanFiction] ✅
FanficVerlyndie, putri angkat Voldemort, memilih menghianati ayahnya sendiri setelah ia tahu kebenaran tentang kematian Cedric Diggory dalam Triwizard Tournament. Ini kisah tentang kehidupan Verlyndie Sievert, gadis muda keturunan Isolt Sayre, keturunan...