Chapter 8 : Parseltongue

3K 389 13
                                    













OKTOBER tiba, menyebar hawa dingin dan lembap di halaman dan ke dalam kastil. Madam Pomfrey, matron rumah sakit, disibukkan oleh wabah flu yang mendadak berjangkit di antara para staf dan murid-murid. Ramuan Mericamujarab-nya manjur sekali, meskipun yang meminumnya jadi mengeluarkan asap dari telinga selama beberapa jam sesudahnya.

Ginny Weasley, yang sudah kelihatan pucat dan lesu, dipaksa minum oleh Percy. Asap yang bergulung dari bawah rambutnya memberi kesan bahwa seluruh kepalanya sedang terbakar.

Tetes-tetes air sebesar peluru memberondong jendela-jendela kastil selama berhari-hari, air danau naik, petak-petak bunga berubah menjadi kolam lum-pur dan labu-labu kuning Hagrid membengkak men-jadi sebesar gudang alat-alat berkebun.

Verly sama sekali tak suka pelajaran pertahanan terhadap ilmu hitam dengan Professor Lockhart. Baginya, dia lebih konyol daripada Quirell. Dia menceritakan kepada Tom Riddle bagaimana Lockhart mengeluarkan Pixie Comwall dan tak tahu sama sekali mantra untuk memasukannya kembali. Tom Riddle tertawa meremehkannya. Dia sependapat dengan Verly kalau Lockhart sama sekali tak cocok jadi guru pertahanan terhadap ilmu hitam. Verly heran apa yang anak-anak kagumi darinya.

Oh dan selain itu dia juga cerita soal Mandrake. Bagi Verly, Tom Riddle adalah teman pertama nya yang ia bisa ceritakan tentang segala hal. Sayangnya mereka hanya bisa bertemu setiap malam dalam cincin.

Verly tertidur di asrama Slytherin, tapi realitanya bergeser ke tempat Tom Riddle.

Tahun kedua ini Draco Malfoy masuk tim Quidditch Slytherin. Dia pamer terus di asrama. Dia juga dihadiahi Nimbus Dua Ribu Satu oleh ayahnya. Pansy memandangnya penuh kekaguman. Pansy membicarakan Draco pasti akan sangat keren ketika bermain di lapangan Quidditch.

"Draco jadi Seeker tim Quidditch!" Goyle mengumumkan kepada semua anak-anak yang berada di Slytherin Common Room sekarang.

Draco berdiri di tengah-tengah Crabbe dan Goyle dengan tampang sombong yang berharap mendapatkan banyak pujian.

Dan memang benar beberapa anak menghampiri untuk memuji-muji dia. "Draco sangat keren, kan?" Pansy berbisik kepada Verly. "Ayo ikut salami dia," Pansy menarik Verly ke depan Draco.

"Selamat, Draco," kata Verly setelah Pansy selesai. Ia tadi ikut berbaris dibelakang Pansy dan anak-anak lain yang mau memberikan selamat untuk Draco.

Verly menyalami tangan Draco dan Draco tak melepaskannya secepat anak-anak lain, "Terima kasih, kalau kau mau kuajak naik, boleh saja setelah selesai pertandingan Quiddicth," Draco memang suka cari perhatian Verly.

Anak-anak menggoda mereka berdua dan mengatakan kalau Draco naksir Verly. Draco gak bilang tidak dan gak bilang iya juga. Dia cuma ketawa-ketawa. Pansy justru iri.








Teman-temannya gembira menyambut datangnya pesta Hallowe'en. Aula Besar sudah didekorasi dengan kelelelawar-kelelawar hidup seperti biasanya, labu-labu kuning raksasa Hagrid sudah diukir menjadi lentera yang cukup besar untuk diduduki tiga orang dan ada gosip bahwa Dumbledore telah memesan rombongan penari tengkorak untuk hiburannya.

Malam pukul tujuh pintu Aula Besar yang sudah penuh anak, lilin-lilinnya yang berkelap-kelip dan piring-piring emasnya berkilat-kilat mengundang. Mereka mengarahkan langkah menuju ruang bawah tanah.

Lorong menuju ke tempat pesta Nick si Kepala-Nyaris-Putus juga sudah diterangi dengan deretan lilin, meskipun efeknya jauh dari cerah, karena lilinnya adalah lilin-lilin runcing hitam pekat, dengan nyala biru, menyiramkan cahaya suram kematian bahkan ke wajah-wajah mereka yang masih hidup.

Verlyndie [Draco Malfoy FanFiction] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang