💢

3.2K 314 30
                                    

"Aku akan ikut Dad." Jawab Lucas menanggapi pertanyaan Sehun. Baru ingin memprotes anaknya, Lucas melanjutkan ucapannya.

"P-paman itu pasti punya alasan kenapa ingin merawatku," cicit Lucas.

"Kau tidak tau masalahnya Luke," Ucap Sehun.

"Aku tau Dad, aku mengerti-."

"Kau tidak mengerti apa-apa, Lucas." Potong Sehun.

Jongin hanya bisa diam menyimak pembicaraan suami dan anaknya. Membayangkan jika Lucas, putra sulungnya benar-benar pergi dengan Chanyeol.

"Luke, apa ada yang salah dengan perlakuan Appa dan Daddy padamu?" tanya Jongin tiba-tiba. Membuat Lucas dengan cepat menjawab.

"Tidak! Bukan begitu, Appa."

"Aku. Hanya memikirkan perasaan paman Park." Lanjutnya.

Sehun dan Jongin hanya tertegun. Harus apa sekarang? Tidak semudah itu melepas Lucas yang sudah 16 tahun bersama mereka dengan tiba-tiba.

Mereka juga tidak merasa ada yang salah dengan pembagian kasih sayang. Dari Lucas, Mark atau Haechan pun mendapat perlakuan yang sama. Jadi apa yang membuat sulungnya itu penasaran untuk tinggal dengan Chanyeol?

"Ikatan Sehun. Mereka memang ayah dan anak. Kita tidak bisa menyangkalnya." Jongin tiba-tiba berbicara pada Sehun yang baru selesai dengan mandinya.

Sehun hanya menatap Jongin yang belum selesai dengan lamunannya. Terlalu memikirkan permintaan Chanyeol dan ucapan Lucas yang menyetujui.

"Jongin," Panggil Sehun.

"Kau sudah terlalu memikirkannya. Jadi mau bagaimana?" tanya Sehun memberikan Jongin untuk mengungkapkan pendapatnya.

Jongin diam sebentar menyusun jawabannya. "Aku tidak tau," Jawab Jongin mengusap wajahnya kasar.

Sehun yang selesai memakai pakaiannya mendekati Jongin. Menenangkan Jongin dengan pelukannya.

"Bagaimana jika pertemukan mereka? Lucas seperti itu mungkin karena penasaran, Jongin." Ucap Sehun masih memeluk Jongin.

"Bagaimana kalau kalian bertengkar?" tanya Jongin khawatir.

Sehun membuang napasnya pelan. "Aku yang menyarankan. Aku pasti bisa mengatur emosi nanti, sayang." Jawab Sehun.

"Janji? Jangan buat anak-anak khawatir,"

"Janji,"

"Cas hyung!" panggil Haechan mengetuk-ngetuk pintu kamar Lucas.

"Wae??" teriak Lucas menjawab Haechan.

"Ayo main game denganku! Mark hyung payah!" ajak Haechan masih diluar pintu kamar Lucas.

"Lalu kenapa pintunya dikunci?"

"Aku bilang Eomma kalau hyung kunci-kunci pintu." Ancam Haechan.

"Hyung sedang pakai baju, makanya dikunci." Jawab Lucas lalu membukakan pintu untuk adiknya yang cerewet.

"Oh. Kalau begitu maaf." Ucap Haechan setelah berhadapan dengan Lucas.

"Nyalakan pc hyung ya! Login! Aku tunggu!" Teriak Haechan pergi ke kamarnya.

"Udah dibukain pintu malah pergi,"

Lucas menyalakan komputernya sesuai perintah Haechan. Login ke dalam game dan bertemu Haechan disana.

"Hyung! Hyung! Itu dibalik batu itu!" Heboh Haechan yang terdengar dari headphone Lucas.

"Okey!! Oh Lucas! Pro-player Oh yang kedua! Ini lebih seru daripada main dengan Mark hyung." Pekikan Haechan membuat Lucas tertawa bangga.

Let's be Happier, (끝)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang