Epilog

3.8K 261 46
                                    

⚠️ Part ini.. random, panjang dan penuh ocehan Haechan.

3.400an. Maap banget sumpil. Kepanjangan 🙃. Tapi udah diketik.. yaudahla.

Selamat membaca,

9 tahun kemudian,

Haechan yang berada di tahun akhir kuliah, sedang duduk di samping gerobak bungeoppang. Memakan 3 bungeoppangnya sendirian.

"Wah, sudah lama tidak makan ini. Appa pasti memarahiku karena makan makanan yg manis-manis." Ucap Haechan menjilati jarinya setelah memakan bungeoppangnya.

"Terimakasih ahjumma," ucap Haechan sopan lalu pergi ke gerobak di sebrang gerobak bungeoppang tadi, eomuk.

"Kalau ini, Daddy yang akan mengomel."

'Oh Haechan! Kau bisa sakit kalau makan makanan pedas!'

"Hanya sedikit pedas Dad.." monolog Haechan mengambil beberapa tusuk eomuk di hadapannya.

Drrt

Haechan yang sedang menggigit eomuknya dengan buru-buru mengambil ponselnya. "Hm, hyung kenapa?" Tanya Haechan dengan mulut penuhnya.

"Kau dimana?! Astaga, tadi pagi kau bilang inginku jemput! Oh Donghyuk!"

"O-ow," sahut Haechan.

"Apa kau sudah di rumah?!"

"Maaf, Mark hyung yang terhormat. Sebagai permintaan maaf, lebih baik hyung ke sini. Aku akan traktir. Janji."

"Memang kau dimana?"

"Aku akan kirim lokasiku. Dah. Aku matikan."

Haechan dengan cepat menekan tombol merah pada ponselnya. Menghindari amukan Mark yang panjangnya seperti ceramahan Sehun waktu mabuk.

Haechan merutuki dirinya karena lupa meminta Mark menjemputnya. "Aku yang minta aku yang lupa,"

"Hiks- hiks-"

Suara tangisan membuat Haechan membalikkan badannya mencari asal suara tangisan itu.

Di samping gerobak bungeoppang yang dibelinya tadi, anak kecil.. sekolah dasar(?) menangis berdiri dengan tas merah di pundaknya.

Haechan merasa kasihan, karena Haechan juga pernah tersesat di festival sendirian. Jadi.. dia tau rasanya.

Tapi tiba-tiba omelan Sehun lagi-lagi berputar di kepalanya, "Jangan percaya pada orang asing Haechan! Jangan terlalu dekat orang lain! Jangan bergaul dengan orang yang tidak jelas! Jangan suka ikut campur! Jangan ini! Jangan itu!"

Haechan mau muntah rasanya. Tapi dia tau karena Sehun khawatir anaknya yang paling bungsu, imut dan lucu ini terluka.

"Tapi dia hanya anak kecil, aku jauh lebih besar darinya. Tidak mungkin macam-macam kan?" Ucap Haechan meyakini dirinya sendiri dan mendekati anak kecil dengan tas merah tadi.

"Adik kecil, kau kenapa?" Tanya Haechan berjongkok menyamakan tingginya dengan anak kecil di depannya.

Anak kecil di depannya mengelap ingusnya. Menatap Haechan dengan matanya yang bengap sehabis menangis.

"O-oh, aku bukan orang jahat! Aku hanya ingin menemanimu sampai orang tuamu menjemput?"

"Apa kau mau bungeoppang? Hyung belikan ya?" Tawar Haechan lalu memesan bungeoppang.

Haechan memberikan bungeoppang hangat pada anak kecil di sampingnya, "Nah, ini. Kau bisa ceritakan kenapa kau mennagis disini sendirian sambil makan ini."

Let's be Happier, (끝)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang