⚽ RS 6. Jalan Ninja Ketos ❤

709 136 14
                                    

    Aletta berdiri bersandar pada dinding koridor lantai dua gedung sekolahnya, ia berusaha menulikan telinganya dari desas-desus anak Rossoneri, yang mulai mencurigai kepindahannya ke Binmer sebagai spy nya Capolista FC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Aletta berdiri bersandar pada dinding koridor lantai dua gedung sekolahnya, ia berusaha menulikan telinganya dari desas-desus anak Rossoneri, yang mulai mencurigai kepindahannya ke Binmer sebagai spy nya Capolista FC. Ia berpikir ulang ternyata memang momen Aletta pindah, tepat pada saat gelaran Batavia Championship akan di mulai, jika saja dia bukan dari SMA Persada mungkin akan lain ceritanya.

     "Gue bukan spy, lagian lo-lo pada ngomongin bola, gue juga nggak ngerti," gumam Aletta sendirian. Mencebikkan bibirnya, kakinya mulai terasa pegal. Berharap acara pembacaan skema mereka segera bubar dan ia kembali duduk manis di bangkunya.

      Sudah hampir sepuluh menit Aletta berdiri gabut ditempatnya, ia sesekali melirik kedalam kelas, tepat di bangkunya, Jenny masih duduk disana bercanda dengan anak-anak Rossoneri.

     "Kaki gue pegel, pingin duduk juga, kok lo semua nggak bubar-bubar sih," gerutu Aletta. Ia menghela nafas dalam-dalam saat ia menoleh ke arah bangkunya lagi, kali ini tatapan matanya bertemu dengan Alvaro. Tatapan cowok itu menajam, Aletta tahu pasti saat ini Alvaro sedang mencoba menyelidiki dirinya.

     "Aletta!!!" seru seseorang dari arah koridor di belakangnya. Aletta menoleh ke asal suara, tenyata ada Ryan, Ketos SMA Bina Merdeka yang juga masih sepupu dari Okta, lelaki itu tampaj berlari kecil menghampirinya dengan membawa beberapa kertas di tangannya.

     "Eh Ryan ada apa?" tanya Aletta kemudian.

     "Lo bisa ikut gue ke ruang osis nggak?!" tanyanya penuh harap.

      "Hmm, Ada perlu apa ya?!"

     "Gue ada kuisioner buat siswa-siswi pindahan, nggak cuma lo aja kok ada beberapa lagi dari kelas lain dan tingkatan lain," urai Ryan menjelaskan maksud dan tujuannya.

    "Oh gitu? Okedeh, ya sudah ayo." Aletta mengangguk setuju, lantas mengikuti kemana langkah Ryan membawanya pergi.

     "Btw gue merasa terhormat loh, langsung ketosnya sendiri yang nyamperin gue," ucap Aletta basa-basi, membuat Ryan tertawa kecil sambil menggosok tengkuknya sendiri.

     "Gue nggak masalah kok, kalau lo baper sama gue," seloroh Ryan. Aletta hanya membalas candaan Ryan dengan tawa kecil meski sama sekali tidak lucu menurutnya, karena perasaan kesalnya pada anak-anak Rossoneri itu masih bercokol di hatinya.

      "Becanda kok," ralatnya buru-buru, yang tidak ingin jika cewek itu merasa ilfeel padanya.

     "Iya tahu."

     Sementara itu dari bangkunya, Alvaro yang melihat Aletta pergi bersama Ryan tampak mulai resah. Dia tahu Aletta bukan tipe cewek idealnya, tapi melihat cewek itu pergi sama Ryan, entah kenapa hatinya jadi kesal, ralat cemburu, cemburu?

⚽⚽⚽

     Bel tanda masuk berbunyi, bertepatan dengan Aletta yang telah kembali dari ruang OSIS, mata Alvaro tertuju pada selembar kertas yang dibawa oleh Aletta. Itu pasti diberikan oleh Ryan tadi.

ROSSONERI 『 𝓼𝓮𝓵𝓮𝓈𝓪𝓲  』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang