Niat hati Ridwan ingin membesuk Alvaro yang notabene adalah anak dari Boss nya gagal terlaksana, sebab telepon mendadak dari kantor membuat Paul mau tak mau harus balik lagi ke tempat kerja dan otomatis mengajak Ridwan sekalian. Karena dia adalah tangan kanan Papa Al.
"Aletta Om minta tolong kamu awasin makannya Al ya, ini sudah jam dia minum obat," pesan Papa Al pada Aletta. Begitu melihat suster baru saja meletakkan nampan berisi menu makan siang pasien di nakas.
"Iya Om..."
"Aletta! Nanti sampai di rumah ada yang harus Papa bicarakan sama kamu," ucap Ridwan, Papa Aletta dengan tegas.
"Iya Pa." Aletta menjawab singkat, dia sudah tahu Papanya pasti akan memberikan tausyiah sepanjang 5x khotbah padanya. Hal itu sering terjadi jika Aletta ketahuan dekat dengan teman laki-lakinya.
"Om, tolong Aletta jangan dimarahi ya." potong Al. Ia rasanya tak perlu menjadi Aletta untuk paham arah pembicaraan Om Ridwan itu.
"Aall..." desis Aletta, ia tidak ingin Papanya semakin marah.
Tanpa menjawab ucapan Al barusan, Ridwan mengikuti Papa Al keluar dari ruangan. Menyisakan Aletta dan dirinya saja.
"Nanti kalau Papa lo marah bilang ya, biar gue bantu ngomong, kalo gue yang maksa lo jadian sama gue," ucap Al berusaha mengikis kecanggungan diantara mereka.
"Kenapa bisa begini sih Al? Tadi di depan, Papa bilang kalau lo kena musibah saat habis pertandingan, musibah yang bagaimana trus kenapa bisa terjadi?" Aletta mengalihkan topik pembicaraan mereka.
"Gue di tikam sama Ade pakai pisau lipat," jawab Al singkat. Aletta terkejut mendengar penuturan Al.
"Untung luka tusukan nggak begitu dalam, nggak sampai kena organ-organ vital gue."
"Gue selama dalam perjalanan selalu mikir, mudah-mudah an gue sempat tertolong, lebay ya gue." lanjut Al.
"Apa?!! Di tikam sama Kak Ade?!! Kalian berdua berantem?! Kenapa lagi?!"
"Gue yang minta, buat dia lakuin apa aja ke gue, asalkan berhenti mengacaukan Rossoneri dan seluruh suporter kita, sayangnya dia pas lagi nge-fly dan jadinya seperti ini."
"Gimana-gimana gue nggak paham Al..."
"Gue bilang dia bisa lakuin apa aja ke gue, asal dia jangan bikin teror ke suporter Rossoneri dan, jangan ganggu lo juga."
"Al! Ini hanya masalah bola, kenapa lo mau berurusan pakai nyawa?!!" remeh Aletta.
"Ada lo Al!!! Lo bukan bola!! Lo pemilik hati gue," tukas Alvaro sedikit emosi.
"Aletta, lo pernah denger kan?! Dua Rivalitas terbesar klub nasional ini? Empat klub raksasa di Indonesia?! Persija Jakarta Vs Persib Bandung, Arema Malang Vs Persebaya Surabaya?! Kenapa suporter mereka sampai jadi musuh bebuyutan? Kenapa selalu ada nyawa melayang sia-sia? karena Loyalitas tak butuh logika, karena bagi mereka, pride is a real logics, sama! Gue juga tak butuh logika buat membela Rossoneri."
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSSONERI 『 𝓼𝓮𝓵𝓮𝓈𝓪𝓲 』
Fiksi Remaja:: Judul Awal 'STILL FORZA AL' :: [WINNER #WWC2020] Alvaro Inzhagi adalah kapten tim sepak bola dari SMA Bina Merdeka, terkenal gigih di lapangan, bermental baja dan juga cuek. Suatu hari ketenangannya terganggu, saat siswi baru bernama Aletta Shar...