Aletta, Okta dan Monica yang telah berhasil mendapatkan tiket masuk, mereka segera berlarian menuju gate, ketiga cewek tersebut tidak ingin melewatkan opening. Namun apalah daya, mereka sudah terlambat lima menit.
"Pak masih boleh masuk kan ya?!" tanya Okta sambil menyerahkan tiga lembar tiket itu untuk di periksa oleh oleh Panpel yang berjaga di depan gate.
"Tribun 9-10 penuh dek, muter aja ke 11-12, masih bisa masuk lewat sana," jawab Panpel tadi menyerahkan kembali tiket ke tangan Okta.
"Oh gitu ya Pak, muter kiri kan Pak ke gate 11-12 nya?" Okta kembali bertanya.
"Iya muter kiri, dari sini lurus aja," jawab lelaki tersebut.
"Makasih Pak," ucap mereka serempak sambil kembali berlari.
"Iya hati-hati ya Dek sama tasnya, pas sampai di gate," pesannya. Mereka bertiga mengangguk kompak.
Setelah capek memutari seperempat bangunan berbentuk melingkar itu, Ketiganya kini telah berada di depan gate 12 mereka menjalani pemeriksaan di portal masuk, tas dan jaket mereka di periksa dengan teliti oleh Panpel cewek.
"Oke masuk," perintah Panpel cewek itu dengan tegas begitu tidak menemukan barang-barang terlarang di dalam tas dan jaket mereka. Kesan pertama mereka saat memasuki Tribun adalah takjub dengan euphoria dari para penghuni Tribun yang begitu tinggi, Giant flag milik tim kebanggaan mereka berkibar-kibar di seantero stadion, bassdrum ditabuh tak pernah henti, chant atau lagu penyemangat mereka teriakkan dengan lantang mengiringi jalannya pertandingan. Benar-benar gegap gempita.
Skala perbandingan cewek dan cowok di tribun yang mereka datangi ini rata-rata adalah 10 dibanding 3, dalam satu rombongan yang berisikan 10 orang 3 diantaranya adalah cewek.
"Curva Sud?!" gumam Aletta yang hampir tak mendengar gumamannya sendiri gara-gara tertelan suara gempita stadion. Matanya melihat kearah spanduk-spanduk yang tergantung di dinding Tribun belakang, tertulis besar-besar 'CURVA SUD FAMIGLIA' ada juga yang bertuliskan 'FO12ZA CURVA SUD' yang terbaca jelas dari kata Forza disisipi angka 12 sebagai nomor gate mereka, dan masih banyak lagi yang lainnya.
"Ta!!! Tadi gue denger dari Al kalo tribun ini sering ricuh!!!" Aletta sedikit berteriak di telinga Okta agar temannya itu mendengar ucapannya. Aletta tiba-tiba ingat obrolan Alvaro di ketika di basecamp tadi.
"Haa?!! Apa?!! Lo ngomong apa Al?" rupanya sia-sia saja usahanya, Okta tetap tidak mampu mendengar seruannya dengan baik. Aletta mengambil hp nya dan mengetik kan pesan untuk Okta.
"Mau gimana lagi Al, cuma di tribun ini aja kita bisa masuk," Jawab Okta usai membaca pesan Aletta.
"Kita maju ke depan aja, kayanya lebih aman disana," ajak Okta menarik tangan kedua temannya. Mereka tidak tahu kalau tempat yang mereka tuju adalah sentelban.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSSONERI 『 𝓼𝓮𝓵𝓮𝓈𝓪𝓲 』
Teen Fiction:: Judul Awal 'STILL FORZA AL' :: [WINNER #WWC2020] Alvaro Inzhagi adalah kapten tim sepak bola dari SMA Bina Merdeka, terkenal gigih di lapangan, bermental baja dan juga cuek. Suatu hari ketenangannya terganggu, saat siswi baru bernama Aletta Shar...