Seorang gadis berponi miring, mencangklong tas berwarna putih sedang berdiri di depan kelas mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan, hari ini adalah hari pertama kepindahannya. Seisi kelas memfokusnya netranya pada gadis dengan nama dada Aletta Saraphova itu.
"Ayo Aletta, perkenalkan diri pada teman-teman baru mu, kamu jangan khawatir, di SMA Bina Merdeka ini tidak ada aksi bullying, aturan disini ketat, kita menerapkan UU Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak atas korban bullying," urai Bu Nadia menyapa indera pendengarannya. Mendengar hal itu Aletta hanya memutar kedua bola matanya, teori guru itu tidak akan pernah sama dengan kenyataan di lapangan, karena tidak ada cerita sekolah tanpa tukang bully. Bahkan pondok pesantren saja akhir-akhir ini selalu diberitakan aksi perundungannya, apalagi di sekolah reguler seperti ini.
Aletta yang berdiri di samping Bu Nadia maju selangkah memperkenalkan dirinya. Ada perasaan gugup yang berusaha ia kendalikan. Kedua tangannya meremas ujung tali tasnya, untuk meredam rasa gugup tersebut. Maklum ia merasa gugup, sebab SMA Bina Merdeka adalah SMA rujukan Nasional yang hampir bisa dipastikan adalah tujuan setiap anak kelas sembilan setelah lulus SMP akan melanjutkan sekolah disini.
Tatapan Aletta juga sengaja menghindari sudut belakang kelas, markas cowok-cowok 'ekstra' yang sedari tadi berusaha caper ke dia.
"Selamat pagi teman-teman, kenalin nama aku Aletta Saraphova, biasa di panggil Aletta atau Al saja, aku pindahan dari SMA Persada, pindah sekolah ke Bina Merdeka ini karena urusan pekerjaan Papa, beliau dimutasi di kantor yang lokasinya tidak jauh dari sekolah ini, Sekian perkenalan dari aku, salam kenal semuanya, Senang bertemu kalian." Aletta mengakhiri perkenalannya. Ia kembali menatap Bu Nadia seakan bertanya akan duduk dimana.
"Namanya cantik!! Kaya orangnya!!" komentar salah satu cowok yang duduk di sudut belakang. Aletta hanya membalas dengan senyum kecil, sedikit kikuk.
Cowok-cowok tersebut tak lain dan tak bukan adalah punggawa Rossoneri, kesebelasan tingkat SMA/SMK terbaik se-Jakarta bahkan nasional.
"Status!!! Status!!!" mereka mulai aktif memburu Aletta.
"STATUS YA PELAJAR LAH!!!" sahut Okta ngegas, dia cewek tercantik di kelas XI IPA I.
"Lah Tak! bukan status itu yang gue maksud, kalau jomblo ya bolehlah sama gue, biasalah!!" pungkas Ojan bernada, sambil menaikkan kedua ujung kerah seragamnya.
"Ngaca lo Jan!! Mana mau Odette sama pantatnya Akai," sahut Steven yang membandingkan keduanya dengan hero game moba yang sering ia mainkan.
"Aletta bisa duduk di bangku belakang Okta saja Bu, kosong," tukas Okta lagi pada Bu Nadia, mengarahkan jempolnya ke meja belakangnya. Menyelamatkan gadis itu dari target bulan-bulanan para cowok haus kasih sayang di belakang sana.
"Oh iya, Okta benar, sana Aletta pergi ke bangku mu," sahut Bu Nadia dari mejanya, menyetujui usul Okta.
Aletta mengangguk lantas berjalan menuju bangku kosong di belakang siswi berambut panjang dan berbando pink tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSSONERI 『 𝓼𝓮𝓵𝓮𝓈𝓪𝓲 』
Fiksi Remaja:: Judul Awal 'STILL FORZA AL' :: [WINNER #WWC2020] Alvaro Inzhagi adalah kapten tim sepak bola dari SMA Bina Merdeka, terkenal gigih di lapangan, bermental baja dan juga cuek. Suatu hari ketenangannya terganggu, saat siswi baru bernama Aletta Shar...