"Thanks ya Al, sudah anterin gue pulang, lo nggak mau mampir dulu?!" tanya Aletta ragu, sambil berbasa-basi, begitu turun dari motor Alvaro, rupanya lelaki benar-benar mau mengantarkan Aletta pulang usai menonton pertandingan tadi, meski mereka saling mengunci mulut masing-masing selama dalam perjalanan.
Kini hanya ada fana dan kecanggungan diantara mereka, ada dinding tak terlihat yang membuat keduanya sama-sama enggan untuk melampauinya.
"Enggak, pakaian gue bau alkohol, ntar lo kena marah sama orang tua lo, dikira gue ngajakin lo yang enggak-enggak, gue cabut dulu ya." Alvaro merapatkan jaketnya, saat ini sudah pukul 22.00 wib. Cowok itu tengah bersiap untuk melanjutkan perjalanannya.
"Lo langsung pulang kan?" tanya Aletta. Ia merasa aneh kenapa harus bertanya seperti itu, mau Alvaro pergi kemana seharusnya itu bukan jadi urusan dia.
"Gue mau ngumpul sama anak-anak Rossoneri."
"Jangan pulang malem-malem ya." pesan Aletta yang tak juga beranjak untuk membuka pintu pagar itu.
"Peran kita sebagai pacar ala-ala bukannya sudah berakhir? Lo juga kan yang minta, jadi lo nggak perlu khawatiran gue," ucap Alvaro tanpa menoleh. Tangannya mengerat memegang setang motor.
"Lo marah sama gue?"
"Enggak," kelit Alvaro.
"Yakin?!"
"Gue nggak marah Aletta." Alvaro berusaha menjaga intonasi bicara di setiap suku katanya, agar tidak ngegas, namun nada berat yang keluar justru memperlihatkan bahwa dirinya marah.
"Tapi yang gue lihat di mata lo, lo kaya marah."
"Gue nggak marah! Gue cuma kecewa kenapa lo mesti bohong sama gue?! Dan datang ke tempat berbahaya kaya tadi!"
"Dan lagi, mata emang nggak bisa bohong ya, apa yang lo lihat dari diri gue malam ini, emang itu yang sedang gue rasain." Alvaro mulai menyalakan motornya.
"Ehm... oh iya, besok ada tugas praktikum kimia lanjutan materi yang Minggu lalu, kita satu kelompok kan?!" Aletta memutar otaknya, mencari topik bahasan lain, untuk berusaha melihat rona kecewa dari wajah Alvaro itu mereda.
"Iya waktu itu kita sekelompok karena lo masih sebangku sama gue, lo udah pindah sama Mika sekarang, besok bikin kelompok baru masing-masing," ucap Alvaro, Aletta menyesali keputusan nya untuk mencari topik itu, malah memperkeruh suasana.
"Al! Lo suka sama gue?" tanya Aletta to the point. Cowok itu tampak terpaku pada tempatnya, ia sedang bingung memberikan jawaban pada Aletta. Jika mengelak ketahuan bohongnya, tapi memilih jujurpun ketahuan sadboynya.
"Hanya karena lo tahu seseorang suka sama lo, lo jadi ngerasa punya hak untuk mempermainkan perasaannya?" setelah merasa bodoamat akhirnya keluar juga jawaban dari mulut Alvaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSSONERI 『 𝓼𝓮𝓵𝓮𝓈𝓪𝓲 』
Jugendliteratur:: Judul Awal 'STILL FORZA AL' :: [WINNER #WWC2020] Alvaro Inzhagi adalah kapten tim sepak bola dari SMA Bina Merdeka, terkenal gigih di lapangan, bermental baja dan juga cuek. Suatu hari ketenangannya terganggu, saat siswi baru bernama Aletta Shar...