20. Akward

43 34 6
                                    

"AIDAN!"

Aidan terkejut dengan suara yang menggelegar. Seperti toa masjid, berkumandang di telinganya.

Azan kali akh berkumandang.

Ken yang melihat itu, langsung mengurungkan niatnya untuk menjotos Aidan.

Lalu, putar balik. Bersembunyi di belakang tembok.

Aidan berusaha kabur. Namun, niatnya di urung. Karena telinganya di jewer oleh pak Briko.

"KAMU INI YA SUDAH JALAN GAK LIAT LIAT, NABRAK ORANG SEENAK JIDAT LAGI. JANGAN HARAP KAMU KABUR."

Mampus nih gua, ketauan lagi. Batin Aidan.

"K-kagak kabur pak kagak." Ujar Aidan sambil menaikkan jarinya membentuk huruf V.

"Kamu taukan apa konsekuensinya?"

"I-iya pak iya yaudah maapin saya ya pak brik yang guanteng, saya gak akan ulangi lagi."

Eh kok jadi aneh ya di bacanya, hehehe.

"Saya pegang omongan kamu. Buktikan, jangan cuma ngomong saja! Silahkan pergi."

Omongan di pegang emang bisa pak? Batin Aidan.

Udah-udah nanti jadi gelud akhirnya.

"Ayayay capten."

○○○

Pagi ini..
Dimana, hari ajang penentuan berada
Aidan dan Ken mulai panas dingin tak karuan.

Saat ini, mereka sedang nongkrong di WC.

(Warung Ciemoy).

"Weh kok Rey kagak kesinidah tumbennan." Ujar Aidan.

"Alah sok-sok'an nyariin, paling juga lo minta bayarinkan?" Tuduh Ken.

Aidan menyengir.

Ken mengambil ponselnya.

Dan langsung mengetikkan pesan ke Rey ketika melihat Rey online.

Akang bos
Online

Me
Rey lo dimana?|

|Perpus.

Me
Sialan lo ditungguin dari tadi juga.|
(Read)

Setelah texting dengan Rey, Ken langsung mengambil kunci motornya.

"Wehh lo mau kemana?"

"Sekolah."

"Woii gue ikutt."

"Mas bayar dulu kopinya." Ujar Bowo, yang notabenya suami teh ciemoy.

Aidan cengengesan.

Lalu, memberikan uang kepada Bowo.

"Kembaliannya ambil aja mas." Ujar Aidan.

"Duitnya pas, sialan." Ujar Bowo.

Aidan tak dengar, dia sudah ngibrit pergi.

○○○

all about usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang