26. Dia siapa?

37 28 11
                                    

Halo apa kabar semuanya?

Yang habis ujian gimana nih hasilnya?

Maaf ya aku update'nya lama soalnya aku juga baru banget selesai ujian jadi baru bisa update.

Oh iya jadi niatnya aku pengen bikin cerita baru pengganti cerita aku yang hilang, karena sampai sekarang aku belum bisa ngembaliin.

Menurut kalian gimana?

Silahkan komentar kalian mau aku bikin cerita, tentang apa?

※※※※

"Emmm--kita tadi belom sempet kenalan nama lo siapa?"

Jihan masih diam, memikirkan jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan cowok di depannya ini. Dia harus jaga-jaga juga takut dia macam-macam.

"Nanti aja nanyanya. Fokus dulu ngendarain motor."

Radit mengangguk. "Siap tuan putri."

Setelah cukup lama di perjalanan akhirnya Jihan dan Radit sampai di perkarangan rumah Jihan, Jihan memang sengaja tidak mengizinkan Radit untuk menurunkannya di depan rumah. Karena dia tidak akan membiarkan orang asing untuk berkunjung sembarangan ke rumahnya.

Radit pun memberhentikan motornya dan membuka helm full facenya.

"Rumah lo yang mana?"

Jihan tak menjawab dia masih sibuk dengan tas belanjaannya yang cukup berat. Melihat Jihan yang sepertinya kesulitan Radit pun membantunya.

"E-eh? Mau ngapain?"

Radit yang sedang memegang tas belanjaan Jihan menatap ke arah orang tersebut. "Ya bantuin lo lah apa lagi, hmm?"

"Gak usah ih, gue bisa kok sendiri."

Radit pun melepas genggamannya pada tas belanjaan Jihan. Hal itu membuat Jihan kewalahan dan menjatuhkan tas-tas'nya, karena Radit melepaskan nya begitu saja.

 Hal itu membuat Jihan kewalahan dan menjatuhkan tas-tas'nya, karena Radit melepaskan nya begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena tas-tas'nya jatuh ke jalan Jihan langsung cepat mengambilnya.

"Ih jatoh segala lagi." Grutu Jihan.

Radit mendengar grutuan Jihan serta melihati tas-tas belanjaan'nya yang berjatuhan. Melihat hal itu Radit berusaha meledeknya, karena tadi dia menolak mentah-mentah bantuan Radit.

"Ohh bisa sendiri ya, hmm?" Ledeknya sambil melengoskan pandangan tanpa menatap lawan bicaranya.

Jihan menatap Radit tajam.

'Ngeselin banget ishh.' Umpat Jihan dalam hati.

Karena merasa kesihan melihat Jihan yang kewalahan, Radit pun segera membantunya. "Biar gue aja."

all about usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang