22. Perkenalan.

34 27 9
                                    

"Mereka pacaran?" Batin Rey.

Tanpa Rey sadari Radit sudah sampai di post satpam. Karena dari tadi Rey terus memperhatikan gerak-gerik Jihan dan Akbar.

"Woi jadi balik kagak." Teriak Radit.

Rey tersadar akibat teriakan Radit yang cukup kencang masuk ke telinganya.

Rey mengangguk. Kemudian naik ke motor Radit.

Saat ini mereka sudah di jalan.

"Lo tadi liatin apasi Rey?"

"Udah lo fokus ke depan aja."

Radit tersenyum di balik helm full face miliknya. Dia tak menyangka sepupunya ini memang tak pernah berubah, Radit fikir setelah satu tahun tak bertemu dengannya dia akan berubah.

"Lo mau gue anter ke mana?"

"WC."

(Warung ciemoy).

"Bah?"

"Udah nanti gue tunjukin jalannya."

Radit menganguk.

○○○

Selama di perjalanan Jihan terus diam. Sepertinya dia merasa kecewa, karena sahabatnya itu baru mengabarinya setelah mereka beranjak pergi dari area sekolah.

Merasakan keheningan yang cukup lama, Akbar mulai membuka percakapan.

"Jihan..."

"Iya kenapa ka?"

"Kamu kenapa dari tadi bengong aja?"

Jihan menggeleng. Menandakan dia tidak apa-apa.

"Kamu udah makan belum?"

"Belum ka."

"Makan bareng aku ya?"

"Hah?T-tapi aku belum izin mamah ka."

"Aku tarik deh omongan yang tadi. Gimana kalo aku mampir ke rumah kamu, bolehkan?"

Jihan tersentak.

"K-kakak serius?"

Akbar mengangguk.

"Oke."

Setelah sekitar 25 menit di perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah Jihan. Jihan langsung mengetuk-ngetuk pintu.

Tok,tok,tok.

🚪🚪🚪

"Assalamua'laikum, mah."

Mendengar ada suara yang mengetuk pintu amirah pun langsung membukakannya.

"Wa'alaikumsallam, eh sayang kamu udah pulang. Pulang bareng siapa?"

Jihan masih diam.

Akbar langsung turun dari motor setelah melepas helmnya.

"Aku sam.." belum sempat Jihan meneruskan omongannya Akbar langsung memotongnya. Sebelum itu dia mengambil sebelah tangan Amirah, menyalaminya.

all about usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang