Ini kisahnya yang belum berakhir. Ia yang selama ini tersembunyi dari keramaian namun selalu dipermainkan kehidupan. Ia yang akhirnya menemukan arti keluarga dan kehangatan.
Namun sepertinya waktu sedang ingin bercanda dengan alur hidupnya yang dik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jika hal itu kembali, maka aku bisa apa? Kadang begitu, dunia sedang berpihak pada orang lain. -R
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. .
PYARRR!!!
Suara barang pecah dari kamar Renjun membuat Winwin yang sedang memasak sarapan terburu hingga meninggalkan kompornya yang masih menyala.
Membuka paksa kamar Renjun yang sengaja tak ia beri kunci.
Disana, tepat di pojokan. Ia melihat sang adik meringkuk ketakutan.
"Injun-ah.. "
Winwin berjalan cepat dan merengkuh tubuh yang bergetar itu. Mengusap lembut punggung Renjun.
Ia bisa merasakannya. Rona ketakutan dan bahasa tubuh Renjun yang hampir tak pernah ia lihat lagi satu tahun belakangan.
Kenapa ini bisa terjadi lagi?
"Gwaenchana.. Ada Hyung disini.. "
Hanya itu yang bisa ia katakan. Kata Kun, yang juga dulunya sekolah psikologi, ketika seseorang ketakutan kau hanya perlu meyakinkan nya bahwa tak ada apapun yang menakutkan.
Apalagi kasus Renjun yang sedari kecil memang terlalu banyak luka dan trauma, Winwin hanya bisa meyakinkan bahwa tak akan ada lagi yang bisa menyakiti Renjun.
Winwin melirik sekitar, ternyata bohlam lampu dikamar Renjun pecah. Mungkin terlalu panas atau adiknya itu yang jarang mengecek sehingga bisa pecah seperti itu.
Tapi itu tak penting, yang lebih penting adalah mencari tau kenapa Renjun bisa kembali tremor. Bukan hal serius, tapi Winwin khawatir masalah ini nantinya akan membuat Renjun kembali ke masa kelam itu.
Dua menit dibutuhkan untuk mengembalikan keadaan seperti semula. Meskipun begitu, Winwin tetap memeluk adiknya.
