06. Isi Hati

2.9K 417 93
                                    

Do you wanna play a game? I can find you, _Anonym

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Do you wanna play a game? I can find you,
_Anonym
.
.

Do you wanna play a game? I can find you, _Anonym

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.

Lorong gelap itu sunyi. Hanya terdengar bunyi tetes air dari pipa yang bocor. Di sudut lorong dengan cahaya yang remang, terdapat kepulan asap rokok yang saling beradu dengan asap api kayu bakar.

"Gimana wajahnya?" tanya seseorang yang dnegan santai memainkan pemantik api. Padahal jika salah sedikit, gedung tua itu bisa terbakar.

"Yang kita dapat cuma ini."

Mata tajam itu memerhatikan dengan seksama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mata tajam itu memerhatikan dengan seksama.

"Foto lama kan?" tanyanya pada pria yang menunjukkan gambar tersebut. Pria itu mengangguk, mengembalikan foto kecil targetnya ke dalam saku dan menatap pria bercerutu di hadapannya.

"Yang pasti sekarang sih dia sudah besar ya. Sudah hampir lima tahun sejak aku memfotonya diam-diam. Tapi kayaknya nggak banyak perubahan." kini pria tadi mulai berbicara santai.

Peia bercerutu menawari nya rokok. Tapi ia menolak halus.

Lawannya terkekeh. "Terus cara dapetinnya?" ia menyelesaikan isapan rokok terakhirnya dan membuang sisa puntung itu sembarangan.

Pria yang lebih muda di depannya itu hanya mengendikkan bahu lalu tersenyum. "Ke bar mungkin? Nightmare Club?"

"Haha.. Percuma, dia udah nggak bakal laku di situs itu sekarang." jawab pria bercerutu dengan nada meyakinkan. Ia sudah sering keluar masuk dunia iti satu tahun belakangan dan Nightmare Club benar-benar hancur.

Walk You HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang