Ini kisahnya yang belum berakhir. Ia yang selama ini tersembunyi dari keramaian namun selalu dipermainkan kehidupan. Ia yang akhirnya menemukan arti keluarga dan kehangatan.
Namun sepertinya waktu sedang ingin bercanda dengan alur hidupnya yang dik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kalau Bunda bilang Injun sempurna , ya berarti Injun sempurna tanpa terkecuali.. _Bunda
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. .
"Renjun-Hyung!" suara teriakan membuat Renjun yang sedang berjalan untuk pulang menoleh. Mendapati kawan seangkatan nya itu berjalan dengan langkah tergopoh.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sungchan menatap Renjun dari kejauhan. Sudah malam namun kampus masih ramai hingga rasanya seperti pasar malam.
"Oh hai.." Renjun seperti biasa menyambut dengan senyum tulus khasnya. Ia seperti selalu memiliki energi untuk membentuk kirva lengkung di bibirnya.
"Renjun-Hyung pulang dengan siapa?" tanya Sungchan menghampiri. Niat hati ingin meminta tolong untuk mengajari bagaimana dan darimana sejarah seni. Tapi melihay Renjun sepertinya juga lelah membuat ia urung.
"Winwin-Hyung paling. Sebentar lagi.. Kenapa?"
Sungchan diam. Ia sudah kehilangan kata-kata untuk mengutarakan maksudnya. Jadilah ia menggeleng sambil tersenyum canggung.
Renjun menghela napas lalu menepuk pelan bahu Sungchan sambil terkekeh kecil, "Kalau butuh bantun, jangan sungkan-sungkan buat bilang."
Sungguh. Sungchan baru menemukan orang dengan kepekaan yang liar biasa tinggi seperti Huang Renjun.