10. Duka

2.8K 385 43
                                    

Nggak papa buat sesekali nangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nggak papa buat sesekali nangis. Kamu juga manusia.
-Na

 -Na

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.














Setelah berdebat panjang dan lama seperti biasanya,  Renjun memutuskan pergi tanpa izin Winwin. Ia semalam mimpi buruk tentang Neneknya dan hal itu tak bisa ia toleransi lagi.

Bayangkan bagaimana sosok yang sedari kecil bersamamu dan menjagamu tetiba kau mimpikan dengan bunga tidur menyeramkan.

Na Jaemin hari ini yang bersedia mengantarkan Renjun ke pinggiran desa. Beradu dengan angin pantai yang kini berhembus kencang.

Pertengahan musim gugur,  dan hal itu cukup menyulitkan di jalanan setapak yang masih asri dengan alam.

"Kita nggak papa sampai sini Njun? Winwin-Hyung?" tanya Jaemin sambil membawa mobil dengan seksama dan hati-hati. Renjun mengangguk,  kelinci iru sendiri tadi kan yang menawarkan akan memberikannya tumpangan.

"Entah karena stress atau apa, makin kesini aku makin ngerasa Winwin-Hyung terlalu protektif."

Jaemin mengangguk,  sebenarnya ia juga punya sanggahan untuk pernyataan Renjun karena faktanya jika ia menjadi Winwin pun ia akan melakukan hal yang sama. Tidak ada orang di dunia ini yang ingin kehilangan lagi orang yang sangat mereka cintai.

Tapi kenapa Jaemin justru membantu Renjun untuk pergi kabur dari rumah? Karena satu alasan,  Jaemin hanya mau Renjun bahagia. Jika dia memang sangat merindukan Neneknya,  maka satu-satunya jalan adalah pertemukan mereka.

Kelinci itu sadar,  semakin hari waktunya dengan Renjun semakin sedikit karena kesibukan mereka. Tak seperti dulu,  dan ia yakin pasti pemuda Huang itu juga kesepian.

Mobil itu sampai di rumah pinggir pantai,  yang masih sangat Renjun ingat saat ia pertama kali datang langsung disambut tangan renta yang memeluknya.

Sekarang,  kenapa sepi?

"Kita masuk?" Jaemin bertanya setelah mengunci mobilnya tak jauh dari gerbang rumah kuno. Renjun mengangguk,  tapi biasanya ia akan menunggu Sang Nenek membukakan pintu.

Walk You HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang