09. Kunang-kunang

2.6K 360 63
                                    

Smile, because sometimes the world is not on your side
_Sa

Smile, because sometimes the world is not on your side_Sa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.





Renjun diam menatap alam yang sedang bergemrisik menyampaikan kata yang ia tak mengerti. Memandangi satu persatu kunang-kunang yang mulai berlomba memancarkan cahaya pada ekornya yang berkerlip.

Suara sepatu mendekat,  tak mengurungkan Renjun untuk berpindah tempat atau menoleh.

Ada banyak emosi dalam hatinya saat inu. Banyak hal yang ia pikirkan dan banyak hal yang berkecamuk dalam batinnya.

"Suka nggak suka,  Gege tetep duduk disini." suara Kun membleah nyanyian jangjrik yang sedang saling bersahutan dari semak belukar disampingnya.

Renjun diam,  tetap tak memberikan respon. Mengingat Sang Kakak yang membawa mendiang bundanya membuat Renjun kian kalut. Padahal seharian ini ia membayangkan bagaimana rasanya jika punya Bunda yang harus dijaga atau sesosok yang akan selalu memanggil namamu dan memarahimu saat begadang.

"Nggak dingin?" tanya pemuda berumur seperempat abad itu. Tak ada jawaban,  Renjun hanya menggeleng lesu namun masih enggan menatap Kun.

"Ayo masuk.. Winwin nyariin,  khawatir." bujuk Kun lagi. Mencoba meyakinkan Renjun bahwa didunia ini masih ada yang peduli dan benar-benar memikirkan nya.

"Duluan."

Kun tentu menggeleng mendengar balasan seperti itu. Ia sedang tak bisa menemui Winwin. Merasa bersalah juga karena membentak Hyung nya dengan kata-kata yang lumayan kasar dan pantas untuk ia ucapkan pada orang yang sudah menjaganya.

Melihat apa yang ditatap Renjun,  Kun ikut menatap hewan kecil yang terbang diantara mereka kesana kemari tanpa beban. Cahaya temaram hingga terang  berpendar dari ekornya yang mungil.

"Indah ya kunang-kunang nya.." kata Kun lagi. Menatap mereka yang sibuk berlarian kesana kemari tanpa ia tau mereka sedang apa.

Renjun mengangguk. "Tapi sayang ya.. Masa hidupnya nggak lama." katanya melihat salah satu kunang-kunang yang mulai kehilangam cahaya di ekornya dan tubuh hewan itu yang mulai melambat dibanding yang lain.

"Semua ada kelebihan kekurangan kok.. Meskipun kunang-kunang nggak umur panjang,  tapi dia kan bisa jadi hal yang indah meskipun sesaat." balas Kun. Tersenyum saat satu ekor kuncup di jari telunjuknya yang ia tegakkan.

Renjun mengikuti gerakan Kun,  dan hebatnya ada dua hingga tiga kunang-kunang yang berebutan untuk hinggap di jari mungil Renjun.

Kun terkekeh kecil,  "Hewan aja tau mana yang good looking ya.. " candanya dan Renjun hanya tersenyum. Asik melihat bagaimana proses cahaya itu tercipta dari badan mungil seekor Fireflies.

"Tau nggak cahaya kunang-kunang tuh dianggap paling efisien sedunia. Ngalahin lampu pijar sama lampu ciptaan manusia."  Kun mulai bercerita mengingat apa yang ia baca sekilas tentang hewan mirip serangga ini.

Walk You HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang