Tentang apa yang sudah terjadi selama aku hidup? Rasanya bukan sesuatu yang menyenangkan untuk dibahas.
-Rj
.
.Na Jaemin membuka matanya. Setelah setengah hari matanya ditutup dengan kain. Akhirnya ia bisa melihat dunia.
Yang pertama kali ia lihat adalah tumpukan kardus dan kayu lusuh. Badannya didudukkan pada kursi biasa, badannya diikat namun ia tak merasa sesak.
"Sungchan.. Kenapa kamu ngelakuin ini?" Tanyanya lirih pada sosok yang kini sedang duduk diam diatas meja lapuk dan menghadap ventilasi satu-satunya yang ada diruangan itu. Memberikan cahaya bagi ruangan pengap didalamnya.
Sungchan menghela napas. "Aku juga nggak tau Hyung.." katanya pelan. Menatap sendu debu yang berterbangan diantara mereka.
Jaemin diam. Ia mengingat dengan jelas Sungchan yang memukul tengkuk lehernya saat berpura-pura mencucikan wortel dan sayuran.
Berteriak pun percuma, karena villa jauh dari jangkauan yang lain.
"Apa aku pernah punya salah di masa lalu? Jawab jujur. " tanya kelinci itu lagi. Berharap apapun kemungkinan yang bisa memberikannya sedikit pencerahan.
Mungkin dulu tanpa ia sadari juga ikut terlibat dan menghancurkan masa depan seseorang seperti yang ia lakukan pada Renjun dulu saat di Wahana mainan.
Sungchan mengusap wajahnya kasar, "Bukan Hyung.. Tapi Tuan Siwon.. "
Jaemin terdiam. Ia tak berani berbuat banyak. Jika Sungchan menginginkan ia sebagai ganti hidup Pemuda itu yang sudah hancur makan Jaemin rela.
"Apa dengan membunuhku kamu bisa memaafkan kesalahan itu?" tanya Jaemin lagi dengan nada pasrah. Jika memang itu kesalahan atas Ayahnya makan ia akan dengan senang hati mengorbankan nyawanya.
Ia tak mau lagi hidup seseorang berantakan karena keegoisan nya selama ini.
Meskipun Jaemin tidak tau apa yang sudah Ayahnya lakukan, tapi jika kematiannya bisa membuat Sungchan bahagia, ia rela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk You Home
أدب الهواةIni kisahnya yang belum berakhir. Ia yang selama ini tersembunyi dari keramaian namun selalu dipermainkan kehidupan. Ia yang akhirnya menemukan arti keluarga dan kehangatan. Namun sepertinya waktu sedang ingin bercanda dengan alur hidupnya yang dik...