15. Ternyata Sunghoon?

1.6K 481 244
                                    

안녕하세요 여러분!
Assalamualaikum!

Happy Reading ....

****


Jay tampak menggeliat tidak nyaman dalam tidurnya, ia terbangun tapi sedikitpun ia tidak berniat untuk membuka matanya. Tangannya kemudian terulur, meraba-raba bagian kasur yang kosong di sampingnya.

"Loh? Sunghoon kemana?" tanyanya sembari mendudukkan diri dan menatap kasur yang tadinya ia pakai tidur bersama Sunghoon.

Kemana perginya Sunghoon?

Pemuda berahang tajam itu beranjak menghidupkan lampu kamar hotel, kemudian menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Pukul satu malam. Kemana tuh si manusia es?"

Dengan keberanian sebesar biji jagung ia berjalan berjinjit ke dapur, berharap menemukan hidung mancung dengan tahi lalat milik Sunghoon.

Jay terperanjat mundur ketika melihat seseorang memakai hoodie abu-abu itu ada di dapur.

"Kirain kemana, ternyata di sini. Lagi ngapain lu?" Jay yang tadinya sempat terkaget dengan manusia yang sedang berdiri di belakang kompor itu kemudian bertanya sembari berjalan mendekat.

"Masak air."

"Masak air?" tanya Jay lagi. Jay mengintip teko yang berada di atas kompor yang menyala itu. Iya yah memang benar air. "Buat apa?"

"Buat disiramin ke kepala lu."

Jay sontak tertawa. "Cie ngelawak."

Sunghoon tampak memutar kedua bola matanya malas kemudian mengambil pisau dan beberapa buah dari dalam kulkas. Ia dengan telaten memotong buah tersebut.

Dahi Jay mengernyit, ia berdiri tepat di samping Sunghoon. "Tumben lu mau makan buah, malem-malem lagi."

"Airnya udah mateng, mau gue curahin ke kepala lo sekarang atau nanti?" tanya Sunghoon dengan wajah kesal.

Jay menahan tawanya. Sungguh dia suka sekali melihat ekspresi kesal dari Sunghoon. Sunghoon itu tipe orang yang suka ketenangan, ia tidak suka kegiatannya diusik oleh pertanyaan yang seharusnya tidak perlu ditanyakan. Namun Jay tetap Jay, ia terus bertanya kepada Sunghoon walaupun ia sudah tahu jawabannya.

"Eh, Hoon. Perban lu kenapa dilepas? Lukanya belum kering tuh." Jay sedikit menunjuk luka di bagian belakang kepala Sunghoon.

Jay tahu betul darimana sahabatnya itu mendapatkan luka tersebut.

Sunghoon menoleh ke arah Jay sembari menyentuh luka di belakang kepalanya pelan. "Jay, kita sahabat, 'kan?"

Jay yang sedang mencomot potongan buah di hadapan Sunghoon itu lagi-lagi mengernyit, pertanyaan yang cukup random. "Iya lah, emang kenapa?"

Sunghoon menyeringai, membuat Jay kembali mengernyit. Kenapa Sunghoon sedikit terlihat menyeramkan malam ini? Mana tangannya sedang memegang pisau lagi.

"Boleh kan gue nusuk belakang kepala lo pake pisau ini?"

Jay tertawa sembari mengusap lehernya yang terasa dingin. Sungguh, kenapa Sunghoon terus melawak dengan lelucon yang berhasil membuat Jay takut?

Weliweli Island ft I-Land [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang