20. Bersekongkol

1.5K 439 162
                                    

여러분 안녕하세요!
Assalamualaikum!

Happy Reading ....

****

Malam kembali datang, sudah sekitar dua minggu terhitung sejak mereka menginjakkan kaki ke pulau ini. Hanbin menghela nafas, liburan yang ia dambakan menjadi sebuah hal yang menakutkan sekarang.

Satu-persatu korban berjatuhan dan dia bahkan tidak tahu siapa pelakunya.

"Kak Hanbin!"

Hanbin menoleh ke pintu kamar hotelnya yang memang terbuka sejak tadi, di sana berdiri Seon dengan tangan kanan membawa sekantong ramen instan. "Masuk aja."

Seon mengangguk, ia sedikit merapatkan pintu kemudian melangkah masuk ke dalam kamar Hanbin sembari melempar pandang ke seluruh penjuru ruangan. "Ni-Ki kemana, Kak?"

"Malam ini mau tidur di kamar Ta-Ki katanya," jawab Hanbin sembari kembali melihat ke luar jendela. Sebelum Seon datang pun dia memang sudah fokus sekali dengan pemandangan di luar jendela itu.

Seon mengernyit, ia meletakkan ramen instan yang ia bawa di atas meja. Kemudian mendekat ke jendela yang mengambil fokus Hanbin. "Liatin apa sih, Kak?"

"Liatan mereka itu loh." Hanbin menempelkan telunjuknya ke jendela, ia menunjuk sesuatu.

Seon memicingkan matanya ketika mendapati apa yang Hanbin liat, ia mengernyit. "Ngapain Beomgyu, Sunghoon, sama Jay malam-malam ngobrol di dalam gelap gitu?"

Hanbin mengangkat bahunya. "Mana gue tau, dari tadi gerak-gerik mereka aneh, gue jadi kepo dan gue liatin terus deh."

Seon ikut fokus memperhatikan ketiganya dari kejauhan. Benar kata Hanbin, pergerakan mereka cukup aneh. Mulai dari Beomgyu yang berbicara sembari terus tersenyum, Sunghoon yang sesekali mengawasi sekitar, dan Jay yang tampak marah-marah. Mencurigakan.

"Yah, mereka bubar," ujar Hanbin lesu ketika mendapati Jay pergi sembari menyeret Sunghoon, meninggalkan Beomgyu sendiri. Yah ... Hanbin jadi kehilangan bahan tontonan.

"Kamar Jay sama Sunghoon masih di lantai atas, Kan?" tanya Seon. Setelah villa meledak, Jay dengan muka songong nya memang kembali lagi ke hotel tanpa rasa malu. Padahal sebelumnya ia sudah marah-marah tidak jelas kepada Beomgyu dan berujar untuk tidak akan kembali lagi ke hotel.

Nyatanya? Hmm ... tebal sekali muka Jay.

"Nguping yuk, Kak. Kamar mereka di lantai atas, otomatis mereka lewat lorong sini, 'kan?" Seon tanpa aba-aba mendorong kursi roda yang diduduki Hanbin, membawa pemuda Vietnam itu mendekati pintu yang tadinya memang sedikit terbuka untuk mengintipi Jay dan Sunghoon.

Kurang kerjaan sekali dua pemuda kelahiran tahun 90-an ini.

"Sebentar lagi mereka pasti lewat," tebak Seon yang semenit kemudian terdengar suara langkah kaki beriringan di lorong depan kamar Hanbin. Keduanya tersenyum konyol sembari meletakkan telunjuk ke depan bibir.

Benar-benar definisi tua-tua kurang kerjaan.

"Gak nyangka gue kalo lu terima tawaran Kak Beomgyu, Hoon." Suara Jay terdengar oleh telinga Hanbin dan Seon, padahal sepertinya kedua orang itu belum tiba di depan kamar Hanbin.

Seon dan Hanbin saling bersitatap dengan sebelah alis yang naik. Keduanya tidak mengerti maksud dari kalimat yang keluar dari mulut Jay.

"Gak ada pilihan lain, lo mau kita selamat dari pulau ini, 'kan?"

"Tapi itu berbahaya, kalo lu sampe ketahuan gimana?" Suara Jay terdengar lagi, sekarang keduanya sepertinya sedang berhenti tepat di depan kamar Hanbin. "Kak Beomgyu jangan lo ikutin, ntar sesat."

Weliweli Island ft I-Land [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang