38

722 129 33
                                    

Seseorang berdiri diatap sebuah gedung. Seseorang dengan pakaian yang serba hitam. Ia membuka topi juga topengnya. Menghirup udara malam membuat nya sedikit fresh. Ditambah dengan udara yang dingin.

Ia melihat kota yang sepi karna penghuni kota yang masih tidur jam 3 pagi. Ia lalu duduk disofa lama yang memang sengaja ditaruh disana.
Seseorang tersebut mengeluarkan sesuatu dari kantong jubahnya.

Ia lalu tersenyum melihat benda yang kini ada ditangan nya. Benda yang hampir menewaskan orang lain. Benda ini sebenarnya tidak ditujukan untuk orang itu tapi lebih tepat nya untuk pacarnya.

"Setidaknya gue udah ngehancurin semangat dari sosok Aldebranuz Jason Winata walaupun harusnya ia yang tertembak."ujar seseorang tersebut, ia tersenyum sinis.

********
Sudah satu minggu berlalu tapi Agatha belum juga sadarkan diri. Pelaku penembakan juga belum ditangkap. Hanya Agatha satu satunya saksi mata yang melihat seperti apa pelaku nya. Semua CCTV disekitar rumah Jason telah diperiksa namun hasilnya zonk.

Hanya ada satu CCTV yang berhasil memperlihatkan gerak gerik pelaku tapi semuanya serba hitam ditambah gelap jadi susah untuk menangkap siapa pelaku sebenarnya.

"Bry!!" Panggil Arika saat melihat Bryan keluar dari rumahnya.

"Bryan!! Tunggu" Arika berlari mendekati bryan sebelum bryan pergi.

"Bryan"Arika menahan tangan Bryan.

Bryan melihat Arika sinis. " Lepassin tangan lo"ujar Bryan dingin.

"Maaf.aku cuma mau nanya kak Agatha gimana?" Tanya Arika.

"Belum sadar" Jawab Bryan datar.

"Kamu mau kerumah sakit? Aku  boleh ikut gak? "

Bryan menatap Arika tajam. "Apa tadi lo bilang? Ikut? Jangan mimpi lo"

"Gak boleh ya? Ya udah gak papa kok" Arika tersenyum kepada Bryan.

Tiba tiba mama evy keluar.

"Ehh ada nak Arika.. "

"Iya tante hehe, oh iya tante mau kemana?"

"Tante mau kerumah sakit jenguk Agatha, pacarnya Jason tau kan?"

"Iya tau kok tan, oh iya titip salam aja buat jason ya tante"

"Nak Arika engga mau ikut jenguk Agatha?"

"Ya? " Arika terkejut mendengar itu.

"Tapi bryan.. "Arika mencoba melihat Bryan. Ia berharap Bryan mengiyakan

"Apaan sih ma, kan yang pergi cuma keluarga aja. Lagian Bryan juga udah ngajak Lidya"

"Bry, kan Arika juga udah mama anggap keluarga kita. Udah gak papa, nak Arika mau ikut kan? "

"iya ma, ya udah Arika ganti baju dulu bentar ma"

"Iya cepat ya"

"siap ma"

Arika berlari menuju rumahnya. Iya benar-benar bersemangat.

"Ma, ngapain sih harus ajak Arika? "

"Ya kenapa Arika kan orang nya baik"

"ma tapikan.. "

Mama evy kembali masuk kerumah meninggalkan Bryan yang ngomong sendiri.

******

Mereka sampai dirumah sakit. Arika sejujurnya tak sanggup menahan rasa sakit hati nya melihat Bryan bergandengan tangan dengan Lidya.

"Permisi... " Ujar mama evy. Membuka pintu kamar ruangan Agatha.

Dear : J (Go) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang