.
.
.
Jeongguk kebiasa tidak pernah memumpuk stok payung di rumah. Bukannya tidak mampu beli, hanya saja dia punya penyakit gawat yang sering kumat. Tidak terhitung berapa kali dia meninggalkan benda pelindung hujan itu di sembarang tempat.
Kring !
Lelaki itu kebelet masuk minimart 24 jam sebelah kedai fastfood. Menubruk pintu dengan lengan kanan, Jeongguk menelisik pandang luas.
Berhasil menemukan letak payung besar, Jeongguk bergegas mengambil kemudian meletakkannya di meja kasir. Berpapasan percis dengan tangan anak buahnya yang hendak menaruh barang juga. Dua kotak Durex.
"Kau.. Yuta-ssi?" pincing Jeongguk, yang dibalas respon gelagapan dari si pria alis terjal itu.
"Nne? Ah selamat malam presdir Jeon! Senang bertemu denganmu disini!"
Tidak peduli sapaan itu, atensi Jeongguk tertuju pada belian Yuta. Wow. Agresif dan barbar.
"Ekhem.. ekhem.. hujan lebat, keringetan gitu, dingin-dingin, emang paling pas buat---" Cengar-cengir meledek seraya melirik kotak maksiat itu, Jeongguk mencibir. "Buat apa hayoo... ya buat masak mi instan lah."
Yuta ikut tertawa paksa, biar garing harus ditanggapi. Kalau tidak, bakalan mampus dia. Ditambah dia yang berulah menyebar hoax dan video pertengkaran itu di medsos.
Nasib baik berpihak padanya. Laporan anonim itu membersihkan namanya dan Yuta andal dalam hal begini. Dia bermuka dua, baik di depan dan menusuk di belakang.
Jeongguk terus memerhatikan bocah pirang itu sedari pergi dari minimart bahkan hingga menaiki mobil. Tidak tertarik hanya penasaran. Kembali dia berjumpa dengan bawahan kerjanya.
Kali ini Jung Hoseok. Dia melihat lelaki berkemeja kuning butter itu menutup payung, berjinjit dan mengibas sepatu yang basah kemudian singgah untuk membeli dua Kratindaeng, sebotol susu dan roti selai stroberi.
"Pasti untuknya." gumam Jeongguk dari kejauhan, paham belian itu ditujukan untuk siapa.
Dan disini ia berada.
Melangkah lebih cepat dan melampaui Hoseok, Jeongguk tiba di depan pelataran bar Gangnam.
Tepat sasaran. Perkiraannya tidak meleset, sempurna hingga siluet ini akan terlihat layaknya film romantis kala hujan-hujanan. Hebat! Dia layak dapat nominasi!
Penuh kepercayaan diri, Jeongguk mengembangkan payungnya. Mengeluarkan suara wibawanya di kantor yang bisa bikin ratusan orang klepek-klepek. "Mendekatlah padaku. Kau kehujanan."
.
.
.
Sekarang, semua sesuai rencana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DADDY OR BABY | k.v
Acak{segala hal, tokoh, karakter, alur hanyalah fiksi. Tidak boleh dikaitkan dengan kehidupan member asli.} Kejadian yang bermula dari salah pesan pelacur di bar. Jeon Jeongguk si pria panas yang sudah lama mengidamkan Vincent, si jalang manis dan kema...