{segala hal, tokoh, karakter, alur hanyalah fiksi. Tidak boleh dikaitkan dengan kehidupan member asli.}
Kejadian yang bermula dari salah pesan pelacur di bar.
Jeon Jeongguk si pria panas yang sudah lama mengidamkan Vincent, si jalang manis dan kema...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dulu semasa kanak-kanak jika ditanya impian maka dokter, guru, atau polisi pastilah jawaban terlantang yang bakal diajukan.
Beranjak naik sekolah menengah, cita-cita mulai bergoyang. Terombang-ambing menurut film favorit atau kondisi viral.
Lama-kelamaan seiring berjalan kedewasaan seseorang, tujuan hidup akhirnya pudar. Hilang arah dan lepas kendali.
Tidak tau menentukan tujuan dan patokan hidup.
Yang terpenting bukan lagi cita-cita melainkan bagaimana cara bertahan di dunia menggelikan sekarang ini. Dunia yang memberi peringkat berdasar uang dan wajah.
Semua berubah. Uang jadi penentu utama.
Tidak peduli terkumpul dari mana 'uang'. Selama kaya dan punya lamborghini, itu sudah cukup untuk menunjukkan keberadaanmu di generasi ini.
Taehyung pun juga begitu.
Angan serta cita-citanya telah dikubur. Dia ingin jadi pemain saxophonist. Berkeliling dunia membawakan alunan musik.
Namun...
Semua itu sudah tidak berarti apa-apa lagi. Karena dirinya telah mendapat jati diri baru.
Si Vincent, sang kupu-kupu malam.
Sang biduan glamor yang diminati para tante girang dan pria hidung belang.
.
.
.
Taehyung mencengkram kuat bahu Jeongguk. Menahan tindakan gegabah CEO elektro itu. "Hey, hentikan. Ngapain sih. Aku tidak butuh pembelaan apapun."
Taehyung tidak lupa menendang tulang kering si ahjussi tepat di kaki kanan.
"Oh juga ahjussi. Kalau aku telanjang berarti aku lagi nggak ada uang. Nah hari ini aku berpakai sopan itu artinya aku sedang banyak uang." jelas Taehyung sesantai mungkin tanpa sebersit ulas wajah tersinggung.
Taehyung merogoh isi tas lalu memberikan kertas nama licin 'Vincent'.
"Malam ini datanglah. Kebetulan aku free. Nanti nggak bakalan kehabisan jatah lagi kok." kedip maut sang primadona seksi, Vincent.
Ahjussi itu berakhir bungkam usai terima penjelasan, "A-ah maksudku aku hanya--"
Taehyung melirik arlojinya, seperti diburu waktu. "Kayaknya aku nggak bisa berlama lagi. Hari ini aku traktir semua, okay? Kita imbas sekarang."
Jeongguk bergeming di posisi menduduki tubuh pria renta itu. Matanya terperdaya mengikuti langkah Taehyung yang pergi jauh usai mengantongi bill makan siang.
Cekikan tangan di kerah si ahjussi kurang ajar mengendur.
"Arg! Bangsat ini semua gara-gara kau!" hardik Jeongguk pada si ahjussi yang terbaring.
