H+1

6.6K 663 51
                                    

🌾🌾🌾




Setelah menempuh perjalanan lebih dari 10 jam akhirnya mereka hampir sampai ke desa tempat mereka ditugaskan untuk mengabdi selama 50 hari kedepan. Wajah mereka rata-rata punya ekspresi yang sama, campuran antara capek sama excited jadi satu.

Begitu sampe di pelabuhan sebelum mereka akan menaiki kapal untuk menyebrang, Bima mengumpulkan anak-anaknya terlebih dahulu. "Guys, minta perhatiannya ya. Oke sekali lagi kita udah sampek di desa Warmasen, disini kita bakal numpang hidup selama 1 setengah bulan. Diharap kerja samanya, kita gak tau kedepan kaya gimana tapi dimohon pengertian dan sikap saling menghargai ya. Inget kita bawa nama kampus, nama orang tua, dan diri kita sendiri. Jadi jangan sampai kita berbuat sesuatu yang menyalahin aturan dan norma masyarakat disini."

"Pokoknya sekarang kita yang disini adalah keluarga baru, kita bisa ngandelin satu sama lain. Hormati adat istiadat disini dan jangan lupa 3S. Semangat kita!"

"SEMANGAT!!!"

Habis teriak-teriak dan bikin orang satu pelabuhan ngeliatin mereka sambil geleng-geleng, akhirnya mereka mencar duduk sendiri-sendiri. Ini mereka dari bandara tadi udah dijemput sama perwakilan Sekda terus sempet ke kantor pemerintahan buat acara penyambutan dari Bupati setempat.

Mereka juga sempat numpang mandi disana, udah dipersilahkan juga. Pokoknya 2 hari ini waktu mereka habis buat di jalan, terus ini masih dilanjut perjalanan laut tapi gak lama cuman beberapa jam.

"Nah anak-anak kita orang sudah sampai. Selamat datang di Desa Warmasen."

Semua anak-anak kkn Jevano sama Jemima cuman bisa mandang takjub sama pemandangan yang ada di depan mereka, pantai disini emang terkenal bersih walaupun ga sebagus di Raja Ampat bagian lainnya soalnya di Waisai bukan tempat wisata turis.

"Kalian bakal saya anter langsung ke rumah Mama Nina ya."

Mama Nina itu induk semang anak-anak selama di desa ini. Mereka disediain 3 pondokan yang posisinya berjejer sama kepala desa, masing-masing pondokan bakal keisi 10 anak.

Kebetulan kelompok mereka ni banyakan cowok dibanding ceweknya, 18 cowok dan 12 cewek. Jadi nanti perpondokan diisi 6 cowok sama 4 cewek. Kenapa campur? Biar yang cowok bisa ikut jagain cewek-ceweknya.

Isi pondokannya Jemima bisa ditebak ya, ada Chanda, Rena, sama Jasmine. Kalo cowoknya Jevano, Haris, Luki, Galang, Felix, dan Yasa. Pas waktu ditetapin pondokannya banyak terjadi baku hantam tapi dengan kegigihan seorang Jevano Biantara dia bisa membawa rombongan dan cewek incerannya jadi satu pondokan.

Doakan semoga tidak pada banyak yang zinah, amen.

Setelah penyambutan dari warga setempat, ada tari-tarian juga tadi yang bikin mereka kaget dan gak enak karena berasa penting banget padahal mereka cuman mau numpang tinggal. Akhirnya mereka sampai di pondokan masing-masing.

"Jem, kopernya udah aku taruh kamar."

"Makasiiiih Jepan."

Iya jadi koor teknik bucin kita yang ngangkutin koper sebesar dosa Luki punya Jemi dari mobil warga ke pondokan.

"Kamar cewek jadi satu ya, yang cowok ntar rolling aja ada yang di depan ada yang di kamar." Jelas Jevano waktu mereka bersepuluh pada lesehan di ruang tamu.

Karena kamar perpondokan cuman ada 2 buat cowok mereka dibagi 3-3 buat tidur di kamar sama di luar jaga-jaga kalo ada apa-apa. Baiknya ibu pondokan mereka dikasih kasur palembang gitu buat tidur jadi ga sakit-sakit amat buat 2 bulan tidur disitu.

"Hari ini gak ada jadwal kan ya?" Tanya Galang ke Jevano.

"Ini sampe nanti siang kita masih dikasih waktu istirahat, pas makan siang kita diundang ke rumah kepala desa buat perkenalan sama aparatur desa. Jangan lupa alma disiapin."

KKN (Kuliah Kerja Nemupacar) | | NOMIN GS ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang