Sediain tissue😚Selamat membaca✨
Seorang gadis berlari di lorong rumah sakit dengan mata yang berkaca-kaca, raut gadis itu tidak terlihat sedih sama sekali melainkan raut bahagia, raut wajah yang pernah menghilang sejak lima bulan terakhir ini.
Hari ini akan menjadi hari bersejarah untuknya, tepat di hari kelulusannya cowok yang ia nantikan selama lima bulan ini akhirnya membuka mata dari tidur yang panjangnya.
Gadis itu berlari saat melihat ibu dan keluarga dari seseorang yang ia nantikan tersebut berdiri di depan sebuah ruangan yang pernah Gadis itu anggap sebagai rumahnya, karena tanpa hari gadis itu tidak pernah absen untuk pergi bahkan menginap disana.
"Tante." Panggilnya mendekat ke arah seorang wanita paruh baya itu.
"Ethan bangun. Ethan bangun, Oliv." Seru Wanita itu antusias.
Gadis itu mengangguk-anggukkan kepalanya seraya mengusap air matanya yang baru saja menetes, lalu terkekeh kecil saat melihat mata bunda Ethan ikut berkaca-kaca.
Oliv memeluk wanita yang sudah ia anggap seperti ibunya dengan erat, matanya menatap ke arah ruangan itu dimana beberapa orang yang berseragam berwarna putih itu sedang memeriksa keadaan Ethan.
"Penantian kita, penantian kamu gak sia-sia, Ethan akhirnya sadar, tante seneng banget." Ucap Arumi terisak pelan dan Oliv tertawa kecil karena sebentar lagi mereka akan bertemu Ethan dalam keadaan yang kali ini cowok itu sadar.
"Oliv juga seneng banget." Gumam Oliv seraya mengusap air matanya yang lagi-lagi keluar tanpa seizinnya.
Arumi menguraikan pelukannya dengan Oliv, lalu menatap gadis itu dengan haru.
"Makasih ya, kamu udah pilih Ethan dan tinggal disini." Ucap Arumi menggenggam kedua tangan Oliv dengan lembut.
"Tante udah bilang makasih udah banyak banget, Oliv jadi bosen dengernya." Ucap Oliv terkekeh kecil.
Arumi hanya tersenyum.
"Gimana sama mami kamu dan Ica?" Tanya Arumi mencoba mengalihkan pembicaraan mereka.
"Mami baik-baik aja, Ica juga. Mami juga tadi malam pulang karena hari ini Oliv lulus."
Arumi tersenyum kecut mendengarnya, mengingat Ethan tidak bisa menikmati hari kelulusan bersama teman-temannya.
"Oliv bakal bantuin Ethan nanti, yang penting sekarang Ethan udah sadar, tante jangan mikirin hal lain." Ucap Oliv tersenyum, gadis itu seakan mengerti apa yang sedang mengganjal dalam pikiran wanita paruh baya di depannya.
Tepat setelah Arumi mengangguk, Dokter keluar bersama beberapa suster di belakangnya.
Ayah Ethan lebih dulu melangkah mendekat dan langsung menanyakan kabar anaknya. Arumi dan Oliv juga melangkah mendekat ke arah dua pria itu.
"Gimana dok, putra saya?" Tanya Rendy, Ayah Ethan. Tersirat jelas wajah pria itu menunjukkan raut yang cemas.
Dokter tersenyum.
"Berkat doa kalian Ethan bisa sadar, keadaannya juga mulai membaik. Tapi untuk beberapa hari kedepan masih harus di kontrol karena tubuhnya masih terlalu lemah." Jelas sang Dokter panjang lebar.
"Tapi gak papa kan dok?" Ucap Arumi ikut bertanya.
Sang dokter menggeleng pelan.
Oliv dan Arumi dapat bernafas lega, termasuk Ernant yang sedang duduk di kursi, terlihat cowok itu tersenyum tipis mendengar kabar Baik tentang abangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethan's story 'About Oliv' (Completed)
Fiksi RemajaEthan Bernard Ernest. Cowok yang berparas sempurna, alis tebal, bulu mata lentik, hidung mancung rahang yang tegas tubuh atletis, postur tinggi melebihi rata-rata. Tidak ada kata burik sama sekali saat pertama kali kita melihatnya. Tapi kesempurnaa...