34-END

2K 89 33
                                    

Happy reading!!
________

Hari demi hari telah berlalu, kondisi Viva semakin memburuk karena kankernya, dan tubuh Viva semakin kurus serta rambut yang terus menerus rontok karena efek dari obat kanker (kemoterapi) meskipun yang awalnya Viva tidak ingin menjalani kemoterapi dari awal, kini Viva ingin melihat orang² yang dia sayangi terus tersenyum dan tertawa, meski mustahil Viva dapat sembuh dari kanker nya mengingat kanker Viva sudah mencapai stadium 4.

Orang tua Viva menyembunyikan kesedihannya dari Viva, ketika menyisir rambut Viva dan melihat banyak sekali rambut yang rontok, hati terasa teriris melihatnya.

"Maaa rambut aku s-sekarang bisa ddihitung nggak ?" Tanya Viva kepada sang ibu dengan senyum manisnya, ingin rasanya mengeluarkan air mata melihat sang anak terbaring lemah di ranjang.

"Ha?, Kamu bisa aja Viva, yang nggak bisa di hitung lah kan rambut Viva banyak" ujar sang ibu menghibur sang anak.

Ceklek

Suara pintu terbuka dan menampilkan Danis membawa sebuket bunga kesukaan Viva dan sekeranjang buah.

"Dddanis?" Ucap Viva lemah dan Danis pun menghampiri Viva dan memeluknya.

"Iya aku disini Viva" Danis menghampiri Viva dan meletakkan barang bawaannya.

"Ap- akh sakit maa" rintihan Viva dan memegang kepalanya.

Seketika mama dan Danis menghampiri Viva dengan raut wajah yang khawatir.

"Mana yang sakit nak ? Hmmm" ucap lembut sang mama dan mengelus rambut Viva.

"En-ggak maa" ucap viva dengan lemasnya.

"Ma, ak-u mau j-alan keluar, bos-en di sini ter-us"

Sang mama mengijinkan dan ada Danis disini yang bisa menggendong Viva ke kursi roda, mengingat kaki Viva yang sudah tidak bisa untuk digerakkan.

"Ma Danis bawa Vivanya dulu yah" setelah berpamitan Danis membawa Viva keluar ruangan untuk menikmati udara segar.

Dan sampailah mereka di taman, Danis tersenyum melihat Viva dari belakang dan mengingat masa lalunya bersama Viva.

Danis mendorong kursi roda ke arah kursi taman, setelah sampai Danis mencarikan tempat yang pas untuk Viva dan Danis untuk duduk.

"Viva, inget nggak waktu pertama kali kita ketemu ?" Tanya Danis ke Viva dengan tatapan sendu Danis.

Viva hanya menggelengkan kepalanya, dan membuat Danis tersenyum tipis.

"Mau aku ceritain nggak ?" Tawar Danis dan viva menganggukinya.

Danis menceritakan semuanya kepada viva, dan air mata yang tak tertahankan akhirnya pun menetes.

"Ke-napa nan-gis ?" Tanya viva kepada Danis dan Danis segera menghapus air matanya.

"Enggak kok" ucap Danis dengan senyum manis nya.

"Apa kita m-asih bberssama ?" Mendengar itu Danis sedikit terkejut apa yang harus dikatakan, ketika Danis sudah menemukan jawaban yang pas untuk di ucapkan, datanglah Daniel dan menghampiri viva.

"Viva..." Sapa Daniel dengan lembut.

Viva kebingungan melihat Daniel yang membawa sebuket bunga dan buah buahan.

"Ssiappa ?"

Hati Daniel sakit mendengar itu, tapi Daniel tidak pernah bosannya untuk memperkenalkan dirinya ke Viva untuk kesekian kalinya.

Setelah acara perkenalan Daniel, Danis berpamitan untuk kembali ke kantor. Sebenarnya Danis tidak akan ke kantor dia ingin seharian penuh bersama tapi niat itu dia urungkan karena ada Daniel disini dan memberikan ruang serta waktu untuk Daniel dan Viva.

PERJODOHAN DINI 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang