31

3.5K 116 53
                                    

Happy reading!!!
________

Sesampainya di rumah sakit Viva segera di larikan ke IGD, Danis pun ikut andil mendorong brankar dan menyebut nama Viva berkali kali, sesampai di depan pintu ruangan Danis diminta untuk menunggunya di depan, hanya kata² doa yang terucap di mulut Danis dia berharap Viva baik² saja di dalam sana.

Dia teringat untuk menghubungi keluarga Viva, yah dia harus, meskipun dia pernah berbuat salah dulu kepada keluarga Viva, tapi Danis merasa sedikit ragu apa mereka mau menerima telpon darinya.

Danis segera menghubungi orang tua Viva, telpon pertama tidak diangkat, telpon kedua akhirnya diangkat suara yang terdengar dingin yang membuat Danis sedikit tegang.

"Itu Viva maa" Danis menahan isakan supaya orang tua Viva tdk terguncang dan panik.

"Knp Viva ? Kamu apakan Viva ?" Nada yang begitu dingin dan menusuk bagi Danis dengan hati hati Danis menjelaskan dengan detail apa yang terjadi kepada viva.

Seketika handphone yang dipegang orang tua Viva terjatuh dan masih tidak mempercayainya dan mereka segera menuju rumah sakit yang sudah diberitahukan tadi.

Dengan hati yang cemas dan panik orang tua Viva mengendari mobil dengan kencang tanpa mengkhawatirkan keselamatan diri sendiri dan yang lainnya mereka hanya memikirkan Viva anak semata wayangnya, baru saja mereka menghadiri pernikahan teman Viva dan sekarang Viva.

Tidak butuh waktu lama, orang tua Viva sudah sampai rumah sakit dan menuju ke IGD dan dilarikan ke ruang operasi, disitu orang tua Viva melihat Danis sendirian dan baju agak berlumuran darah Viva.

Orang tua Viva terutama mamanya menangis sejadi²nya dia tidak bisa percaya apa yang sekarang terjadi pada anaknya.

Hampir 3 jam setengah dokter masih tidak keluar ruangan, lampu ruang operasi masih berwarna merah dan tidak kunjung hijau.

Klekk..

Ketika terdengar suara pintu terbuka, Danis dan orang tua Viva segera mengerumuni dokter dan meminta penjelasan.

"Nona Viva mengalami patah tulang kaki dan tulang rusuk dan pendarahan hebat di bagian kepalanya sehingga banyak darah yang keluar, bagian organ vitalnya paru² tergores dengan tulang rusuknya sehingga menyebabkan luka di organ paru² dan menyebabkan nona Viva sulit untuk bernafas untungnya jantung dan organ vital lainnya baik² saja" ucap dokter lalu menghela nafas pelan karena masih ada penyakit yang dari dulu di sembunyikan oleh Viva.

"Dan ada benjolan di kepalan nona Viva, setelah di telisik itu adalah kanker otak stadium 4" ucapan dokter tadi seperti petir yang menyambar kedua orang tua Viva, seketika mama Viva lemas dan tersungkur ke lantai, melihat itu dokter memanggil suster untuk membantunya dan segera di bawah keruang lainnya untuk memberi ketenangan sejenak karena syok.

Sedangkan papanya dia hanya memandang kosong pintu ruang operasi dan masih tidak percaya anak semata wayangnya mengidap penyakit mematikan itu.

Danis melihatnya merasa kasian dan dia tidak mungkin di rumah sakit sendiri, dia juga memiliki tanggung jawab sendiri di rumah. Mungkin dia harus menghubungi calon suami dari Viva yah Daniel.

Danis segera menghubungi Daniel, dan Daniel segera ke rumah sakit, sama halnya dengan orang tua Viva yang dirasakan Daniel sekarang. Tidak perlu waktu yang lama Daniel datang beserta teman² Viva yang sudah menangis tersedu² dan juga Clara yg masih full make up di wajahnya.

Semua terisak melihat Viva yang masih di dalam ruangan, ketika pintu di buka semua mengerubungi dan melihat Viva yang tergeletak lemah di atas brankar yang penuh dengan alat² medis yang tertancap di tubuhnya. Viva hendak akan dipindahkan di ruang ICU dan teman²nya mengikuti kemana Viva akan di bawa.

PERJODOHAN DINI 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang