✔ CALVIN (selesai)

🍃18

Bella berjalan sedikit cepat, di belakangnya ada empat orang cowok yang hanya mengikuti, Karel memastikan kameranya dalam keadaan aman.

Karel orang baik, dia tak tega melihat orang lain tersiksa seperti itu, Karel memang tak ada hubungannya dengan masalah ini, tapi tidak ada salahnya kan jika ia membantu?

"CAL," panggil Bella kencang, pintu tidak dikunci, tapi rumah kaya kosong.

"Bella, semuanya pergi ke rumah sakit," jawab Jeck malas, dia masih ngambek gara-gara tak diajak.

"Ngapain?"

"Keisya matanya kecolok kayu, kalo Reva perutnya sakit,"

Semua refleks melotot ngeri, "Kok bisa?!"

"Gak tauuu, udah ah daddy lagi ngambek jangan ganggu,"

Bella tak tertawa sama sekali, ia langsung buru-buru ke dalam mobil lagi.

Keempat cowok itu kualahan mengikuti Bella.

"CEPETAN!" pekik Bella.

Bryan segera melajukan mobilnya dengan sedikit laju.

Jeck menganga, "KOK PINTUNYA GAK DITUTUP LAGI SIH, AAAA JECK MALES GERAAAAAK!"

Suara hentakan kaki membuat banyak pasang mata melirik kearah remaja-remaja ini, mereka malah terlihat keren di mata orang lain.

Mereka tak perduli dengan sanjungan yang diberikan orang-orang, Bella dari tadi sibuk mencari lorong ruang operasi, katanya pasien yang operasi kebetulan hanya sedikit. Membuat Bella tak ribet untuk mencari-cari keluarganya.

Bau khas rumah sakit sebenarnya bikin Bella ingin muntah, tapi ya sudahlah. Berhubung dia juga calon dokter.

Bella tersenyum lega, Calvin dan Zahra duduk di ruang tunggu.