[SELESAI]
Berawal dari Ana yang sangat bosan di masa karantinanya karena corona, ia pun mendownload aplikasi taaruf.
Ada tiga lelaki yang mengajukan cv kepadanya. Pertama, Taeyong, seorang lelaki mapan berusia 25 tahun; beristri dua dan berniat unt...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Masih belum yakin dengan pengamatanku sendiri, aku kembali menatapnya, dia pun sama. Kami duduk berdua di kursi belakang, sementara sopir di depan fokus pada tugasnya.
Aku nggak bisa nahan bibir ini buat tersenyum. Dia...Taehyung, teman kecilku!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sungguh, dia memang nggak banyak berubah. Walau pakai masker, aku langsung mengenalinya.
Dia kemudian buka maskernya lalu tersenyum padaku. Smile boxnya yang selalu jadi favoritku dari dulu.
"Ana, udah dong liatinnya. Haha." Tawanya. Astagfirullah, nggak, aku harus jaga jarak darinya. Kini kami berdua udah sama-sama dewasa.
Meskipun usia kami terpaut tujuh tahun, tapi dari kecil aku kebiasaan manggil Taehyung tanpa 'kak' karena waktu itu dia pendek banget, mungil, tingginya hampir sebahuku. Sekarang dia tumbuh pesat.
"Tau gaaa, waktu aku main aplikasi taaruf, aku liat orang yang mirip sama kamu, tapi jametnya minta ampuun."
"Itu emang aku, An." Taehyung nahan ketawa.
Aku melotot. Gak nyangka. Masa Taehyung bisa jamet kayak gitu sih?! Efek lama nggak ketemu dia jadi gini, ya? Oh ya ampun, jangan, jangan jamet.
"Aku sengaja, mau ngetes kamu, kalau kamu beneran Ana yang aku kenal, pasti skip tipe jamet. Ternyata bener, aku diabaikan sama kamu, waktu itu aku seneng, yakin, karena ini memang Ana yang aku kenal."
"Bisa-bisanya." Aku terkekeh geli.
"Mama sama Papa sehat? Adik kamu?"
"Alhamdulillah sehat."
"Berapa hari di Bandung?"
Taehyung mengangkat satu alisnya. "Maunya berapa hari?" tanyanya lembut.