[SELESAI]
Berawal dari Ana yang sangat bosan di masa karantinanya karena corona, ia pun mendownload aplikasi taaruf.
Ada tiga lelaki yang mengajukan cv kepadanya. Pertama, Taeyong, seorang lelaki mapan berusia 25 tahun; beristri dua dan berniat unt...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berjuta fatwa cinta yang ada Mengantarku pada kenyataan Hatiku memeluk bayang-bayang Ingin denganmu tapi tak bisa
Aku bukan aku yang dulu, Namun cintaku seperti dulu Merelakanmu aku merasa bagai bulan dikekang malam...🎼 Bulan dikekang Malam-Rossa
*
"Kasih aku alasan, kenapa kamu masih mau nikahin aku?"
Jaehyun bertekuk lutut di hadapan Ana yang lagi duduk di kursi roda. "Karena aku cinta sama kamu, Ana."
"Taehyung mundur setelah aku diamputasi. Dia memilih tetap jadi sahabat aku. Tapi kenapa kamu masih bertahan?" Sebenarnya Ana ingin menangis, tapi dia menahannya sekuat tenaga. Dia sudah nggak bisa meneruskan kariernya sebagai dokter, karena mau lanjut residen juga dia punya kekurangan yang sangat fatal. Kaki kirinya diamputasi karena kecelakaan pesawat saat pulang masa koas.
Taehyung memang menemaninya, tapi lelaki itu nggak membicarakan lagi tentang ta'aruf kemudian lamaran yang telah dijanjikannya sebelum koas.
Berbeda dengan Jaehyun, lelaki itu nggak pernah membicarakan permintaan kejelasan kepadanya, tapi sekarang lelaki itu menginginkan ta'aruf dengannya.
Padahal, ia sudah nggak bisa seperti dulu lagi. Bahkan, kekurangannya sangat fatal. Apa Jaehyun nggak malu punya pasangan seperti dirinya?
"Jae, kamu nggak perlu ngasihanin aku."
"Ana, nggak gitu. Apa kamu nggak bisa liat keseriusan aku?" Jaehyun nggak habis pikir pada Ana. Kenapa perempuan itu menganggap niatnya atas dasar kasihan?
Padahal Jaehyun memang ingin mempersunting Ana sebagai istrinya. Nggak peduli apapun itu kekurangan Ana.
"Ana, gimana? Apa kamu masih ragu sama aku?"
Ana belum menjawab. Gadis itu muram, memutar rodanya perlahan menuju kamar. Sejak kecelakaan Ana memang banyak berubah. Dia menjadi tertutup. Setegar apapun seseorang, kalau dia kehilangan salah satu anggota tubuhnya pasti akan merasa tertekan.
Sampai saat ini Ana masih belum bisa percaya kalau dia nggak bisa jalan lagi. Saat bangun tidur dia selalu refleks ingin berjalan ke kamar mandi, untuk mengambil air wudhu. Tapi sekarang dia perlu bantuan untuk naik ke kursi roda.
Begitu menyusahkan. Ana kembali muram memikirkan bagaimana kalau nanti ia jadi istri seseorang. Mungkin, dia hanya akan jadi beban. Maka dari itu Ana kembali berpikir dua kali untuk menikah.
"Ana, aku nunggu di sini. Percaya Ana. Aku nggak bakal pergi karena kamu tertimpa musibah. Ana, perasaan aku masih sama. Nggak pernah berubah sedikit pun." Jaehyun masih bersikeras menunggu jawaban Ana.
"Pulang Jaehyun."
"Kamu nggak pantas sama aku. Masih banyak perempuan lain yang nggak cacat kayak aku."