0.4 - Nakal
"Benarkah aku kekurangan perhatian sehingga aku mencari perhatian dengan kenakalanku?"
•••••
Sheilla memang nakal, sering bolos saat pelajaran, tidur di kelas, terlambat, memakai pakaian yang ketat, rambut yang diwarnai dan masih banyak sikap buruk lainnya. Tapi satu yang harus kalian tau, meskipun tergolong nakal Shei tidak pernah izin tidak masuk sekolah. Kalian pasti tahu alasannya, apalagi kalo bukan karena Frans, 'si pujaan hati'.
Baju sekolah yang kekecilan, rok kotak-kotak sejengkal diatas lutut, rambut yang diwarna dan jangan lupakan sepatu converse hijau yang baru ia beli kemarin. Sebenarnya, di sekolah ini hanya diperbolehkan menggunakan sepatu berwarna hitam.
"Sheilla Princessa, kamu ini gak bosen-bosennya membuat saya marah selalu mencari perhatian. Sudah saya katakan untuk tidak menggunakan seragam kekecilan, ini sekolah bukan pasar" ceramah Pak Bambang, guru BK langganan Shei di sekolah. Apalagi, jika bukan menegur cara berpakaian Shei.
"Siapa juga yang bilang ini pasar Bambang" balas Shei berdiri santai di depan Pak Bambang. Shei yang baru sampai di sekolah langsung di ceramahi. Padahal ia belum masuk kelas, masih di koridor.
"Hah nyaut kamu, gak sopan banget sama orang tua. Kamu itu selalu bikin saya darah tinggi. Kamu udah kelas 12 jangan banyak tingkah. Apalagi kamu jurusan IPA gak malu apa sama jurusan IPS yang gak pernah buat masalah" bentak Pak Bambang sambil mondar-mandir menceramahi Shei.
Shei hanya diam menatap jengah pria paruh baya berkumis tebal itu.
"Kamu itu kalau saya nanya dijawab, diam-diam bae" ucap Pak Bambang berkacak pinggang. Sebenarnya Pak Bambang ini orangnya seru, dilihat dari gaya bicara yang gaul. Selain itu, jangan lupakan kumis yang selalu diputarnya jika sedang berpikir yang membuat orang melihatnya menertawakannya. Tapi mungkin karena tekanan jabatan, mengharuskan Pak Bambang menjadi guru garang. Masa iya guru BK lembut, yang ada muridnya ngelunjak.
"Tadi saya jawab dimarahin, gak dijawab dimarahin. Bapak ada dendam pribadi ya sama saya" ucap Shei memicingkan matanya.
"Udahlah capek saya ngomong sama kamu, sekarang kamu bersihin toilet perempuan" ucap pak Bambang sambil melangkah pergi.
Bukannya melaksanakan hukumannya dari Pak Bambang, Shei malah masuk kedalam kelas dan duduk di kursi Frans. Tak lama datanglah sosok yang ia tunggu bersama teman-temannya.
"Minggir" ujar Frans datar.
Shei berpindah duduk disebelah kursi Frans, kursi Beni yang merupakan teman Frans.
"Eh ada Princes Sheilla, makin cantik aja tuh" kata Beni sambil tersenyum tengil memperhatikan Shei. Bagaimana tidak, penampilan Shei sangat menguji kaum adam dengan 2 kancing teratas yang dibuka serta rambut yang diikat satu menampilkan lehernya yang putih bersih.
Frans yang duduk di kursinya memberikan tatapan tajam kearah temannya.
"Eh si bos, kalem bos hehe" cengir Beni sambil berlalu ke belakang kelas untuk melanjutkan tidurnya yang tertunda.
"Hari ini kamu kemana, anterin aku pulang ya" kata Shei bergelayut manja dilengan Frans.
"Gak, gue sibuk" ucap Frans tidak menghiraukan cewek itu.
"Aku tau kamu nolak, makanya aku tetep maksa nanti pulang bareng ya" ucap Shei sambil berdiri.
Cup
"Aku kesana dulu, jangan lupa pulang bareng" Shei langsung ngacir setelah mengecup pipi kiri Frans. Frans tidak terkejut karena ini bukan pertama kalinya. Tapi tetap saja, ia merasa aneh akan hal itu. Dan ia cukup heran karena hari ini ia tidak risih dengan kehadiran cewek itu.
•••••
Sekarang Shei sedang berada di kantin bersama 4 sahabatnya. Bermodal mengancam adik kelas untuk memesan makanan mereka, akhirnya pesanan mereka datang. Shei dengan semangat 45 menuangkan cabai kedalam mangkuk bakso karena ia penyuka makanan pedas.
"Shei lo bisa sakit perut" ujar Rangga mengambil mangkuk Shei dan mengganti dengan miliknya.
"Ihh Rangga kebiasaan deh" ini bukan pertama kalinya Rangga bersikap seperti itu. Ia hanya tidak ingin Shei sakit dan berakhir di rumah sakit.
Adegan itu tidak lepas dari tatapan tajam Frans yang berada di kursi pojok kantin.
"Frans, gak biasanya lo liatin Shei. Biasanya digangguin cewek itu lo risih. Apa jangan-jangan lo udah suka sama dia ya" tuding Beni yang melihat tatapan Frans kearah meja Shei dan sahabat-sahabatnya. Sedangkan Tio hanya menaikkan alisnya penasaran.
Pyarr
Belum sempat Frans menjawab tapi bunyi pecahan mengalihkan perhatian mereka kearah meja yang ditempati Shei dan sahabat-sahabatnya.
"Aww, lo gila" teriak Shei kepada cewek berkuncir 2 yang sedang menundukkan kepalanya. Suasana yang panas menjadi lebih panas saat Shei membentak cewek itu. Siapa yang tidak takut, Shei adalah orang yang suka mem-bully orang yang membuat masalah dengannya baik anak baru maupun anak kutu buku.
"Maaf kak, aku gak sengaja" cicit cewek itu pelan, takut. Cewek berkuncir 2 ini adalah saudara tiri Shei, Zelin. Memang Shei mempunyai 2 saudara tiri yang sama-sama satu sekolah dengannya. Jika Zelin anak kutu buku yang pendiam, beda lagi dengan Septi kakaknya yang dulu memperlakukan Shei tidak baik.
"Lo pikir dengan minta maaf rok gue bisa kering, liat ni paha gue melepuh gara-gara lo" sentak Shei sambil mendorong Zelin. Entah cewek itu yang memang lemah atau mengambil kesempatan melihat Frans yang berjalan kearah mereka, Zelin hampir saja terjatuh jika tidak Frans yang menahannya. Dan itu membuat Shei semakin membenci Zelin, saudara tirinya yang sok polos.
"Frans, kamu ngapain pegang-pegang dia" ucap Shei sambil melepaskan belitan tangan Frans dilengan cewek itu.
"Lo" baru saja Shei ingin menampar Zelin. Shei terkejut saat Frans menahan tangannya dan menggandeng tangan Shei keluar area kantin.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEILLA'S BOYFRIEND (END)
Подростковая литератураTentang Sheilla Princessa A dan Ciko Frans Mahendra. Sheilla atau biasa dipanggil Shei merasa kehidupannya tidak pernah berjalan dengan mulus. Dimulai dari orang tuanya bercerai, mamanya yang menikah lagi dengan selingkuhannya, diperlakukan kasar ol...