0.37 - Bertahan

3.9K 167 0
                                    

0.37 - Bertahan

"Aku mohon bertahanlah. Aku tidak sanggup melihatmu seperti ini"

•••••

"SHEILLA" teriakan nyaring itu menggema di toilet. Tidak ada siapapun di toilet ini, kondisinya sepi.

"Fra-anss shh sa-sak-khiit" ujar Shei terbata membuka matanya kala mendengar teriakan Frans.

Frans melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti kala melihat Shei yang terbaring di lantai toilet. Cewek itu tergeletak di lantai dengan mata yang terpejam dan tangan yang tak berhenti mengelus perutnya meski lamban.

Frans rasa dadanya seperti meronta ingin keluar saat melihat keadaan Shei. Rambut yang acak-acakan, pipi memerah dan darah yang mengalir di kakinya yang putih. Hampir 3 tahun mengenal cewek itu, ia tidak pernah melihat keadaan Shei seperti ini dan ia hampir tidak bisa bergerak, bernafas pun terasa sulit.

"Hey hey, please open your eyes" ujar Frans memangku kepala Shei, ia menepuk pelan pipi cewek itu berusaha menyadarkannya yang terus memejamkan matanya, bibirnya juga gemetar.

"Shei, astaga" ujar Bella panik dan berjongkok disamping cewek itu. Ia mengambil ponselnya untuk menelpon sahabat mereka.

"Sak-hit" lagi Shei mengeluh seraya mengelus perutnya lambat. Ia mengerjap matanya saat Frans menepuk pipinya pelan.

"Jangan tidur dulu kita ke rumah sakit ya" kata Frans dengan mata berkaca-kaca. Sebenarnya ia tidak kuat, tapi ia harus menguatkan cewek itu.

Frans segera menggendong tubuh Shei dan berjalan keluar. Bella yang sedari tadi menelpon sahabat mereka langsung mengikuti Frans dari belakang.

"Please jangan tidur dulu" ujar Frans kepada cewek itu sambil terus berlari kencang.

"Ba-by sak-hit" ujar Shei ingin memberitahu Frans bahwa anak yang berada didalam perutnya kesakitan.

"Iya tahan dulu kita ke rumah sakit ya" ujar Frans melihatnya sekilas dan kembali fokus kedepan.

Frans melihat sahabat mereka berlari menuju arah mereka.

"Frans, astaga Shei kenapa" ujar Rangga berhenti berlari kala melihat keadaan Shei yang berada digendongan Frans. Mereka tadi sudah menunggu di halaman gedung karena acaranya sudah selesai, tapi mereka kembali masuk karena telpon dari Bella yang mengatakan Shei kenapa-kenapa.

Masih ada beberapa orang yang berada di dalam gedung. Mereka yang melihat keadaan sang Badgirl tentunya menjadi pusat perhatian.

"Ga, bawain mobil gue, please cepetan" ujar Frans gemeteran. Rangga langsung berjalan keluar gedung menuju mobil Frans yang terparkir. Masih banyak orang di parkiran karena acara baru saja selesai. Untunglah mereka tadi datang telat jadi mobil Frans sangat mudah dikeluarkan. Ia segera berlari keluar gedung diikuti sahabat mereka.

Frans segera masuk saat mobilnya sudah berada didepannya. Cowok itu memangku Shei tidak peduli dengan bajunya yang sudah terkena darah cewek itu.

"Sheilla, Hey" ujar Frans menepuk pipinya kembali. Cowok itu menumpukan kepalanya diatas kepala cewek itu. Ia tidak bisa menahan air matanya yang mendesak ingin keluar.

Frans menangis.

"Jang-an na-ngissh" ujar Shei mengelus pipi Frans pelan. Frans menangkup tangan Shei yang ada dipipinya.

"Jangan bicara, tapi jangan tidur juga ya. Kita bentar lagi udah nyampe" ujar Frans lirih tanpa merubah posisinya. Ia melepaskan tangkupan tangannya dan mengelus perut Shei supaya sakit yang dirasakan cewek itu berkurang.

SHEILLA'S BOYFRIEND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang